Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua meminta masyarakat di wilayahnya untuk tidak terprovokasi atas kejadian tewasnya empat warga di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat yang terjadi pada Senin (27/5) yang diakibatkan dampak dari kisruh pemilu.

Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal, di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya meminta semua pihak untuk tidak terpancing dan tetap menjaga situasi tetap tenang.

"Kami meminta semua pihak untuk bersabar karena kini sudah ada tim gabungan yang turun ke lokasi kejadian, semua pihak yang terlibat diperiksa supaya semuanya mendapatkan rasa keamanan dan keadilan," ucapnya.

Menurut Klemen, kepada oknum calon legislatif yang merasa tidak puas dengan keputusan KPU, pihaknya meminta yang bersangkutan tidak lagi menempuh langkah anarkis dan mengikuti setiap prosedur hukum yang ada.

"Ini bukan akhir, ini hanya perlombaan, lima tahun lagi akan ada lagi pemilu, sehingga lebih siapkan diri, kontrol dari masyarakat juga harus lebih baik sehingga tidak ada kecurangan supaya kualitas pemilu di Papua lebih baik," ujarnya.

Sebelumnya, pada Senin (27/05) siang, sekitar 350 orang yang diduga digerakkan oleh salah satu oknum calon legislatif yang tidak puas atas hasil pleno KPU Asmat, mengamuk dengan merusak kantor Distrik Fayit dan salah satu rumah milik anggota DPRD Asmat.

Empat petugas Posramil Fayit yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian mencoba menenangkan dengan mengeluarkan tembakan ke atas untuk menghalau massa, namun massa justru semakin beringas dan berbalik menyerang anggota TNI tersebut.

Dalam situasi terancam salah seorang anggota posramil terpaksa mengeluarkan tembakan sambil mundur ke arah pos untuk menyelamatkan diri dan mengamankan pos dengan kekuatan yang sangat terbatas. Akibat kejadian tersebut, empat warga tewas dan satu orang lainnya mengalami luka tembak.

Empat warga yang tewas akibat kejadian tersebut adalah Xaverius Sai (40), Nikolaus Tupa (38), Matias Amunep (16) dan Frederikus Inepi (35).

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024