Jayapura (ANTARA) - Koperasi di Provinsi Papua terkesan "mati suri" atau tidak berkembang secara baik karena dari 3.275 unit usaha koperasi yang terdata hanya 1.810 unit yang aktif.

Dari 1.810 koperasi yang aktif hanya 274 yang melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT).

“Memang benar koperasi di Papua ibarat 'mati suri' karena dari ribuan yang aktif hingga kini hanya 274 unit yang melaksanakan RAT,” kata Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Papua Socrates Aweri kepada ANTARA di Jayapura, Jumat.

Ia mengatakan tidak berkembangnya koperasi di Papua itu lebih disebabkan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan modal.

Pada umumnya koperasi yang didirikan hanya untuk mencari bantuan dan setelah didapat koperasi tidak berjalan sementara uangnya raib.

Untuk mengembangkan koperasi di Papua perlu dilakukan penyuluhan sehingga keberadaan badan usaha itu dapat berkembang dan bermanfaat bagi anggota, kata Aweri seraya menambahkan, kini petugas lapangan di bidang koperasi hanya 10 orang yang kini bertugas di Sarmi, Keerom, Kota dan Kabupaten Jayapura.

“Kami sangat membutuhkan petugas lapangan mengingat jumlah yang ada saat ini sangat terbatas sementara wilayah tugasnya luas,” ujar Aweri.

Ketika ditanya tentang usaha peminjaman uang berkedok koperasi yang marak, Aweni mengaku pihaknya sudah pernah melakukan penertiban namun ada laporan muncul kembali.

Usaha peminjaman uang berkedok koperasi memang marak karena mereka langsung ke masyarakat sehingga diharapkan masyarakat tidak mudah terpancing untuk meminjam uang ke lembaga yang tidak berbadan hukum. Adapun bidang usaha yang beroperasi di Papua didominasi koperasi simpan pinjam, konsumsi, perkebunan dan kehutanan, serta koperasi perikanan, tambah Socrates Aweri.

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024