Asmat (ANTARA) - Warga pedalaman di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, terutama anak-anak, rentan terserang berbagai penyakit seperti malaria, infeksi saluran pernapasan (ispa), diare dan penyakit kulit.

Hal tersebut disampaikan Fajri Nurjamil (33), salah seorang dokter yang telah tujuh tahun mengabdikan diri di pedalaman Kabupaten Asmat.

“Untuk malaria lebih banyak. Dari daerah (kecamatan) Suator, Kolfbraza hingga Korowai itu tingkat malarianya tinggi, dan plasmodiumnya juga lebih banyak,” kata dokter Fajri ketika ditemui di Agats, Rabu (7/8).

Dokter Fajri menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor yang menyebabkan warga di pedalaman rentan terserang berbagai penyakit, diantaranya adat istiadat (budaya), faktor alam, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Umumnya masalah kesehatan dalam masyarakat belum dipisahkan dengan adat istiadat. Selama bertugas, saya dan teman-teman berupaya agar adat istiadat itu bisa didampingi dengan pelayanan kesehatan modern,” ujarnya.

Ketika melakukan pelayanan di kampung-kampung, kata Fajri, pihaknya berkesempatan memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada warga terkait pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

“Kami juga mengedukasi agar warga memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti mengantarkan anaknya untuk imunisasi, memeriksakan kesehatan di Puskesmas dan menjaga kebersihan lingkungan dan rumah,” katanya.

Ia menambahkan Pemerintah Kabupaten Asmat memberikan dukungan penuh kepada para dokter dan paramedis untuk melakukan pelayanan kesehatan di kabupaten tersebut.

“Setelah kami memberikan pemahaman kepada warga, tingkat kesadaran mereka untuk berobat sudah cukup baik,” katanya.

Di Kabupaten Asmat, dokter dari Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh itu mengawali tugasnya di Puskesmas Primapun, Distrik Safan pada Juni 2013. Pada 2014 sempat ditugaskan di Puskesmas Mumugu, Distrik Sawa Erma dan Puskesmas Yousakor, Distrik Sirets.

Selanjutnya pada 2015 hingga 2019 dia ditugaskan di Puskesmas Suru-Suru, Distrik Suru-Suru. Kini dokter Fajri ditempatkan di Puskesmas Kolfbraza yang melayani Distrik Kolfbraza dan Korowai Buluanop.

“Saya menyukai daerah-daerah yang terisolir dan sulit terjangkau, ini sesuai motto saya yang ingin mengabdikan profesi di mana profesi tidak ada di tempat tersebut,” kata Fajri. (*/adv)

Pewarta : Eman
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024