Wamena (ANTARA) - Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hadir Untuk Negeri (BHUN) 2019, tidak melibatkan pelajar dari banyak kabupaten di Provinsi Papua, termasuk Kabupaten Jayawijaya.

Pihak Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, dan pihak SMA Negeri 1 Wamena selaku sekolah unggulan di daerah itu, memastikan tidak ada pelajar Jayawijaya yang terlibat program SMN 2019.

Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya Bambang Budiandoyo saat dihubungi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengaku sama sekali tidak menerima informasi terkait SMN 2019.

Semestinya, kata dia, walau SMA/SMK menjadi urusan provinsi namun pihaknya harusnya tetap mendapat laporan jika ada keterlibatan pelajar Jayawijaya.

"Tahun-tahun lalu kalau ada informasi ke sekolah, itu dikasi tahu kepada kami di dinas. Tetapi tahun ini belum ada informasi ke kami," katanya.

Bambang mengatakan pada tahun lalu sejumlah siswa asal Manado mengunjungi SMA Negeri Wamena di Jayawijaya.

"Untuk pelajar Jayawijaya keluar kami belum tahu karena agak terbatas informasi setelah SMA/SMK masuk kewenangan provinsi," katanya.

Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono mengatakan belum menerima konfirmasi terkait SMN.

Ia mengatakan menjelang 17 Agustus, biasanya siswa dipanggil untuk terlibat.

"Tahun lalu ada siswa kami yang dipanggil tetapi tahun ini tidak ada atau belum ada saya kurang tahu," katanya.

Ia mengatakan jika tahun 2019 ada maka sudah seharusnya pelajar di sekolahnya terlibat, sebab pelajar di sana berprestasi.

"Kalau melihat prestasi anak-anak, kita mewakili Papua di lomba fisika tingkat Nasional, lalu di Gebyar Hardiknas di Provinsi Papua, paling tidak SMA Negeri ada keterwakilan kalau melihat prestasi," katanya.

Ia mengatakan jika sudah dilakukan perekrutan program SMN tahun 2019 maka tidak ada keterwakilan pelajar SMA Negeri 1 Wamena.

"Kami siap selalu. Kapan pun. Saya juga sebenarnya ada tunggu kenapa tahun ini siswa kami tidak ada yang dipanggil. Biasanya ada," katanya.

Kepsek menyayangkan karena pada tahun 2019 hanya 29 pelajar yang terlibat SMN dan tidak ada keterwakilan dari wilayah pegunungan tengah Papua. Ia mengharapkan pads tahun mendatang program itu merata di seluruh wilayah Papua.

"Kami harap perekrtutan ke depan itu ada keterwakilan dari lima wilayah adat karena topiknya saja Siswa Mengenal Nusantara, paling tidak ada keterwakilan, sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia," katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, program SMN seharusnya melibatkan pelajar dari 29 kabupaten di Papua. Tetapi pada tahun 2019 hanya melibatkan pelajar di empat kabupaten/kota yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Sarmi dan Keerom.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024