Asmat (ANTARA) - Paroki Santo Paulus di Distrik Atsy, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, membuka kursus pertukangan untuk warga Atsy dan sekitarnya yang putus sekolah.

Fasilitas dengan nama Kursus Pertukangan Keuskupan Santo Yosep ini diresmikan oleh Bupati Asmat Elisa Kambu dan Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito OFM pada Kamis (15/6).

Acara peresmian dihadiri Wakil Bupati Thomas Eppe Safanpo, Kapolres Asmat Andi Yoseph Enoch, para kepala instansi daerah, kepala distrik, para tokoh dan peserta kursus.

Bupati Asmat Elisa Kambu memberikan apresiasi kepada Keuskupan Agats, khususnya Paroki Atsy karena memiliki perhatian kepada warga putus sekolah dengan membangun fasilitas kursus tersebut.

“Terima kasih kepada Keuskupan dan Paroki Atsy, kehadiran lembaga kursus ini sebagai wujud perhatian dan dukungan kepada generasi muda yang putus sekolah,” kata Elisa.

Ia menjelaskan, kehadiran fasilitas tersebut tentu akan membantu pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia di Asmat. Melalui lembaga kursus itu, warga dibekali keterampilan dan keahlian di bidang pertukangan.

“Pemkab Asmat mendukung kehadiran lembaga kursus ini, karena sesuai visi misi pemerintah daerah di sektor pendidikan khususnya,” ujar Elisa.
  Bupati Asmat Elisa Kambu dan Uskup Agats Aloysius Murwito bersama peserta kursus pertukangan angkatan pertama. Paroki Santo Paulus di Distrik Atsy, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, membuka kursus pertukangan untuk warga Atsy dan sekitarnya yang putus sekolah. (Dokumen Humas Pemkab Asmat/Eman)

Orang nomor satu di Asmat itu berharap agar peserta memanfaatkan kesempatan belajar di lembaga kursus tersebut, sehingga mereka memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan di bidang pertukangan.

“Profesi tukang di Asmat sangat diperlukan. Apalagi ada banyak program pembangunan infrastruktur. Bisa saja setelah selesai kursus, peserta dipercayakan untuk membantu pemerintah dalam pengerjaan infrastruktur,” kata dia.

Uskup Keuskupan Agats Mgr. Aloysius Murwito mengatakan jumlah peserta kursus pertukangan pada 2019 ini sebanyak 20 orang. Mereka akan mengikuti pendidikan dan pelatihan keterampilan selama setahun.

“Mereka akan tinggal di Asrama yang disediakan.  Ini angkatan pertama. Mereka berasal dari sejumlah kampung di Distrik Atsy,” kata Uskup Aloysius.

Ke depannya, kata Uskup, pihaknya akan merekrut anak-anak putus sekolah dari sejumlah distrik di Asmat. Anak-anak tersebut akan dibina, dididik dan dibekali keterampilan pertukangan.

“Persyaratannya belum menikah, putus sekolah dan usia 19 tahun ke atas. Selama mengikuti kursus, mereka diberikan teori, praktek dan pembinaan di Asrama,” ujarnya. (*/adv)

Pewarta : Eman
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024