Jakarta (ANTARA) - Tokoh pemuda Papua Billy Mambrasar berharap pendidikan keberagaman diajarkan di sekolah untuk mengurangi terjadinya praktik rasialisme di masyarakat.
"Saat ini, kita tidak pernah diajarkan mengenai keberagaman. Tidak ada integrasi kurikulum tentang keberagaman," ujar Billy di Jakarta, Selasa.
Padahal, katanya, praktik-praktik rasialis kerap terjadi di masyarakat. Misalnya perkataan yang menyepelekan perempuan, menghina warna kulit hingga perkataan mengasosiasikan seseorang dengan hewan.
"Selama ini, kita menganggap perkataan seperti itu perkataan yang biasa saja, padahal sebenarnya itu rasialis parah dan harus dikurangi," tambah dia.
Dia juga menjelaskan keluarganya juga pernah dihina tapi kemudian akhirnya damai karena pelaku meminta maaf. Perkataan hinaan rasial tersebut kerap diterima karena fisik dan warna kulit yang berbeda.
Menurut dia, meskipun secara fisik dan warna kulit berbeda tapi banyak anak-anak Papua yang berprestasi dan mengharumkan bangsa. Ke depan, dia berharap pendidikan keberagaman dapat diajarkan di sekolah dan masyarakat, sehingga masyarakat bisa menerima perbedaan yang ada.
"Tentunya kami berharap, para kepala daerah turut menjaga anak-anak Papua yang menuntut ilmu di daerah itu. Sama seperti kepala daerah kami, yang menjaga para pekerja yang mencari nafkah di Papua," harap dia.
Selain itu, dia juga berharap semua pihak untuk saling menahan diri dan memaafkan satu sama lain.
"Saat ini, kita tidak pernah diajarkan mengenai keberagaman. Tidak ada integrasi kurikulum tentang keberagaman," ujar Billy di Jakarta, Selasa.
Padahal, katanya, praktik-praktik rasialis kerap terjadi di masyarakat. Misalnya perkataan yang menyepelekan perempuan, menghina warna kulit hingga perkataan mengasosiasikan seseorang dengan hewan.
"Selama ini, kita menganggap perkataan seperti itu perkataan yang biasa saja, padahal sebenarnya itu rasialis parah dan harus dikurangi," tambah dia.
Dia juga menjelaskan keluarganya juga pernah dihina tapi kemudian akhirnya damai karena pelaku meminta maaf. Perkataan hinaan rasial tersebut kerap diterima karena fisik dan warna kulit yang berbeda.
Menurut dia, meskipun secara fisik dan warna kulit berbeda tapi banyak anak-anak Papua yang berprestasi dan mengharumkan bangsa. Ke depan, dia berharap pendidikan keberagaman dapat diajarkan di sekolah dan masyarakat, sehingga masyarakat bisa menerima perbedaan yang ada.
"Tentunya kami berharap, para kepala daerah turut menjaga anak-anak Papua yang menuntut ilmu di daerah itu. Sama seperti kepala daerah kami, yang menjaga para pekerja yang mencari nafkah di Papua," harap dia.
Selain itu, dia juga berharap semua pihak untuk saling menahan diri dan memaafkan satu sama lain.