Asmat (ANTARA) - Dompet Dhuafa menggelar temu refleksi setahun pengabdian di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, bersama para pihak di Hotel Sang Surya Agats, baru-baru ini.
Temu refleksi dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Riechard Ruben Mirino, aktivis Kompak dan WWF, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta paramedis dari Puskesmas Akat.
Mewakili pemerintah setempat, Kepala Dinas Kesehatan Riechard Ruben Mirino memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa karena telah mengabdikan diri selama setahun di Kabupaten Asmat.
“Pemkab Asmat mempercayakan Dompet Dhuafa untuk melakukan pelayanan kesehatan dan pendidikan di wilayah Distrik Akat,” kata Ruben.
Ia mengakui lembaga sosial itu sangat membantu pemerintah daerah setempat meningkatkan sektor kesehatan dan pendidikan. Peran Dompet Dhuafa diantaranya melakukan edukasi program Seribu HPK, PMTAS dan Bangga Papua kepada masyarakat setempat.
“Dompet Dhuafa telah membantu meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, mendorong peningkatan gizi keluarga serta mendorong anak-anak ke sekolah,” ujarnya.
Direktur Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Papua Umayra Maulida mengatakan selama setahun pihaknya melakukan pelayanan di Kampung Ayam, Cumnew, Jewes dan Bayiw Pinam Distrik Akat.
Program Dompet Dhuafa yang dilaksanakan di empat kampung itu diantaranya pelatihan pengelolaan bahan pangan lokal yang menjadi alternatif perbaikan gizi, penyuluhan kesehatan dan edukasi pendidikan kepada anak-anak SD Persiapan Cumnew dan SD YPPGI.
“Kami juga memprogramkan pemberian obat cacing secara massal kepada anak-anak dua kali dalam setahun, pelatihan dokter cilik guna mencetak generasi peduli kesehatan dan memberikan makanan tambahan kepada ibu dan anak,” kata Maulida.
Selain itu, tambahnya, Dompet Dhuafa juga membentuk kader pengawal gizi di empat kampung. Para kader yang merupakan mama-mama itu dilatih menggunakan alat antropometri, mengolah bahan pangan, mengecek status gizi balita dan pelatihan lainnya.
“Dengan membentuk kader pengawal gizi, kami ingin warga lebih mandiri dalam menyikapi masalah kesehatan, terutama menyangkut gizi anak. Kami harapkan mereka menjadi pelopor untuk perbaikan gizi di kampung,” ujarnya.
Temu refleksi dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Riechard Ruben Mirino, aktivis Kompak dan WWF, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta paramedis dari Puskesmas Akat.
Mewakili pemerintah setempat, Kepala Dinas Kesehatan Riechard Ruben Mirino memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa karena telah mengabdikan diri selama setahun di Kabupaten Asmat.
“Pemkab Asmat mempercayakan Dompet Dhuafa untuk melakukan pelayanan kesehatan dan pendidikan di wilayah Distrik Akat,” kata Ruben.
Ia mengakui lembaga sosial itu sangat membantu pemerintah daerah setempat meningkatkan sektor kesehatan dan pendidikan. Peran Dompet Dhuafa diantaranya melakukan edukasi program Seribu HPK, PMTAS dan Bangga Papua kepada masyarakat setempat.
“Dompet Dhuafa telah membantu meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, mendorong peningkatan gizi keluarga serta mendorong anak-anak ke sekolah,” ujarnya.
Direktur Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Papua Umayra Maulida mengatakan selama setahun pihaknya melakukan pelayanan di Kampung Ayam, Cumnew, Jewes dan Bayiw Pinam Distrik Akat.
Program Dompet Dhuafa yang dilaksanakan di empat kampung itu diantaranya pelatihan pengelolaan bahan pangan lokal yang menjadi alternatif perbaikan gizi, penyuluhan kesehatan dan edukasi pendidikan kepada anak-anak SD Persiapan Cumnew dan SD YPPGI.
“Kami juga memprogramkan pemberian obat cacing secara massal kepada anak-anak dua kali dalam setahun, pelatihan dokter cilik guna mencetak generasi peduli kesehatan dan memberikan makanan tambahan kepada ibu dan anak,” kata Maulida.
Selain itu, tambahnya, Dompet Dhuafa juga membentuk kader pengawal gizi di empat kampung. Para kader yang merupakan mama-mama itu dilatih menggunakan alat antropometri, mengolah bahan pangan, mengecek status gizi balita dan pelatihan lainnya.
“Dengan membentuk kader pengawal gizi, kami ingin warga lebih mandiri dalam menyikapi masalah kesehatan, terutama menyangkut gizi anak. Kami harapkan mereka menjadi pelopor untuk perbaikan gizi di kampung,” ujarnya.