Timika (ANTARA) - Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengimbau para mahasiswa Papua asal Mimika yang kini sedang menuntut ilmu di luar Papua seperti Pulau Jawa, Bali, Makassar dan Manado agar tidak terprovokasi dengan adanya isu eksodus kembali ke Papua.
Imbauan itu disampaikan Bupati Mimika melalui surat Nomor 420.1/707 tanggal 10 September 2019 yang ditujukan kepada seluruh mahasiswa asal Kabupaten Mimika di Pulau Jawa, Bali, Makassar dan Manado.
"Mencermati perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi sehubungan dengan permasalahan rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang beberapa waktu yang lalu yang memicu terjadinya demonstrasi diikuti tindakan anarkis di Papua dan Papua Barat serta memperhatikan tindakan yang sudah diambil oleh pemerintah terhadap penyelesaian peristiwa dimaksud maka saya menyampaikan agar mahasiswa asal Mimika tetap melanjutkan perkuliahan di tempat studi sebagaimana biasanya sampai dengan selesai," demikian imbauan Eltinus Omaleng.
Selanjutnya Bupati Mimika menegaskan bahwa tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa Papua yang berasal dari Mimika yang pulang ke Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di Perguruan Tinggi di Papua.
Jika hal itu terjadi, katanya, maka akibatnya dapat mengganggu perkuliahan mahasiswa tersebut selanjutnya.
Pemkab Mimika, katanya, tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa yang pulang ke Papua khususnya Mimika maupun yang akan kembali ke tempat studi sehubungan dengan permasalahan dimaksud.
"Pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika di tempat masing-masing dan apabila terjadi hal-hal yang mengintimidasi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika dalam proses perkuliahan selanjutnya maupun aktivitas lainnya sebagaimana biasanya agar segera melaporkannya kepada Bupati Mimika serta kepada pihak berwajib setempat," kata Omaleng.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob saat menghadiri pertemuan antara orang tua murid dengan pihak LPMAK dan Dinas Pendidikan Dasar serta Kebudayaan Mimika, Selasa, mengatakan kepulangan 28 pelajar SMA dan SMP Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, ke Timika akibat terpengaruh oleh isu-isu yang beredar di tempat studi mereka.
"Sebetulnya anak-anak ini pulang ke Timika karena khawatir dengan isu-isu yang berkembang di sekitarnya bahwa ada intimidasi dan lain-lain, ternyata setelah dicek hal-hal itu tidak pernah bisa dibuktikan, intimidasi dalam bentuk seperti apa. Pemerintah menjamin anak-anak ini kembali ke tempat studinya supaya bisa bersekolah kembali dan menjamin rasa aman mereka selama mengikuti pendidikan di sana," kata Johannes yang baru dilantik bersama Eltinus Omaleng pada 6 September lalu.
Pemkab Mimika, katanya, akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Tomohon maupun Pemprov Sulawesi Utara serta jajaran TNI-Polri di wilayah itu agar memberikan jaminan rasa aman kepada pelajar dan mahasiswa Mimika yang tengah menimba ilmu di wilayah tersebut.
"Kami juga akan ke sana untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi, juga bertatap muka dengan para pelajar dan mahasiswa Mimika serta Pemda setempat. Ini akan kami lakukan dalam waktu dekat," kata Johannes.
Dia mengharapkan para pelajar Mimika yang pulang dari Sulawesi Utara tersebut segera kembali ke kota studi mereka.
"Anak-anak ini merupakan harapan masa depan pemerintah dan masyarakat Mimika. Nasib daerah ini ke depan ada di pundak mereka. Jadi, jangan sia-siakan peluang dan kesempatan yang ada saat ini untuk menimba ilmu setinggi-tingginya," kata Johannes, mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika itu.
Imbauan itu disampaikan Bupati Mimika melalui surat Nomor 420.1/707 tanggal 10 September 2019 yang ditujukan kepada seluruh mahasiswa asal Kabupaten Mimika di Pulau Jawa, Bali, Makassar dan Manado.
"Mencermati perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi sehubungan dengan permasalahan rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang beberapa waktu yang lalu yang memicu terjadinya demonstrasi diikuti tindakan anarkis di Papua dan Papua Barat serta memperhatikan tindakan yang sudah diambil oleh pemerintah terhadap penyelesaian peristiwa dimaksud maka saya menyampaikan agar mahasiswa asal Mimika tetap melanjutkan perkuliahan di tempat studi sebagaimana biasanya sampai dengan selesai," demikian imbauan Eltinus Omaleng.
Selanjutnya Bupati Mimika menegaskan bahwa tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa seluruh mahasiswa Papua yang berasal dari Mimika yang pulang ke Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di Perguruan Tinggi di Papua.
Jika hal itu terjadi, katanya, maka akibatnya dapat mengganggu perkuliahan mahasiswa tersebut selanjutnya.
Pemkab Mimika, katanya, tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa yang pulang ke Papua khususnya Mimika maupun yang akan kembali ke tempat studi sehubungan dengan permasalahan dimaksud.
"Pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika di tempat masing-masing dan apabila terjadi hal-hal yang mengintimidasi mahasiswa Papua yang berasal dari Kabupaten Mimika dalam proses perkuliahan selanjutnya maupun aktivitas lainnya sebagaimana biasanya agar segera melaporkannya kepada Bupati Mimika serta kepada pihak berwajib setempat," kata Omaleng.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob saat menghadiri pertemuan antara orang tua murid dengan pihak LPMAK dan Dinas Pendidikan Dasar serta Kebudayaan Mimika, Selasa, mengatakan kepulangan 28 pelajar SMA dan SMP Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara, ke Timika akibat terpengaruh oleh isu-isu yang beredar di tempat studi mereka.
"Sebetulnya anak-anak ini pulang ke Timika karena khawatir dengan isu-isu yang berkembang di sekitarnya bahwa ada intimidasi dan lain-lain, ternyata setelah dicek hal-hal itu tidak pernah bisa dibuktikan, intimidasi dalam bentuk seperti apa. Pemerintah menjamin anak-anak ini kembali ke tempat studinya supaya bisa bersekolah kembali dan menjamin rasa aman mereka selama mengikuti pendidikan di sana," kata Johannes yang baru dilantik bersama Eltinus Omaleng pada 6 September lalu.
Pemkab Mimika, katanya, akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Tomohon maupun Pemprov Sulawesi Utara serta jajaran TNI-Polri di wilayah itu agar memberikan jaminan rasa aman kepada pelajar dan mahasiswa Mimika yang tengah menimba ilmu di wilayah tersebut.
"Kami juga akan ke sana untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi, juga bertatap muka dengan para pelajar dan mahasiswa Mimika serta Pemda setempat. Ini akan kami lakukan dalam waktu dekat," kata Johannes.
Dia mengharapkan para pelajar Mimika yang pulang dari Sulawesi Utara tersebut segera kembali ke kota studi mereka.
"Anak-anak ini merupakan harapan masa depan pemerintah dan masyarakat Mimika. Nasib daerah ini ke depan ada di pundak mereka. Jadi, jangan sia-siakan peluang dan kesempatan yang ada saat ini untuk menimba ilmu setinggi-tingginya," kata Johannes, mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika itu.