Jayapura (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Papua mengklaim tingkat hunian kamar di Jayapura turun hingga 60 persen setelah rusuh pada Kamis (29/8).

Sahril Hasan Ketua PHRI Provinsi Papua di Jayapura, Senin, mengatakan setelah unjuk rasa beberapa waktu lalu, hotel-hotel yang ada di Jayapura khususnya, banyak yang mendapatkan pembatalan pesanan kamar, apalagi untuk kegiatan Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional).

"Tidak hanya Popnas akan tetapi acara pemerintahan juga banyak yang dibatalkan, biasanya menjelang akhir-akhir bulan seperti ini banyak kegiatan baik dari instansi pemerintah maupun pihak-pihak swasta lainnya," katanya.

Menurut Sahril, kegiatan pemerintah banyak yang dibatalkan, hingga kini tingkat hunian kamar sekarang belum naik, di mana pihaknya berharap Papua bisa cepat pulih, dengan situasi keamanan yang semakin ketat seperti ini, sangat terpengaruh bagi para tamu untuk datang ke Bumi Cenderawasih.

"Untuk itu, kami berharap Papua cepat pulih sehingga perekonomian bisa berjalan baik, jangan terlalu lama situasi Papua seperti ini, apalagi Popnas dicancel, maka berdampak pada hotel yang dibangun ini akan menjadi sia-sia," ujarnya.

Senada dengan Sahril Hasan, Suhari GM Hotel Aston Jayapura mengatakan ada penurunan tingkat hunian kamar di mana untuk pihaknya sendiri rata-rata kamar yang terisi sekitar 10-20 kamar saja dari total kamar yang ada, dan biasanya pada situasi normal kamar rata-rata terisi 60 persen.

"Banyak pembatalan, baik dari dalam Papua atau dari Jakarta di mana rata-rata kamar kami hanya terisi sekitar 10 hingga 20 unit saja," katanya.

Dia menambahkan biasanya mendekati akhir tahun seharusnya, kamar-kamar milik Aston Hotel Jayapura sudah dipenuhi para tamu yang melakukan reservasi, baik kamar dan maupun kegiatan.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024