Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua mengajak masyarakat untuk peduli terhadap hutan mangrove di Teluk Youtefa karena tempat tersebut memiliki fungsi sosial dan budaya.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Suzana Wanggai di Jayapura, Kamis, mengatakan hutan mangrove memiliki makna khusus bagi perempuan Enggros dan Tobati karena sudah menjadi bagian dari adat.
“Karena itu hutan mangrove di sini juga disebut 'hutan perempuan' karena memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia khususnya mama-mama Papua,” katanya.
Apalagi, kata Suzana, hutan magrove juga memiliki fungsi sosial budaya yang sangat tinggi nilainya karena dapat dikatakan sebagai spirit kehidupan.
“Untuk itu penanaman kembali pohon mangrove diharapkan dapat menjadi pelindung dari bencana dan menjadi ruang untuk aktualisasi diri bagi mama-mama di Kota Jayapura,” ujarnya.
Dia menjelaskan secara adat para mama-mama tidak diperkenankan untuk ikut melakukan musyawarah adat sehingga "hutan perempuan" menjadi tempat untuk mengaktualisasi diri.
“Oleh karena itu wajib menjaga dan memelihara hutan mangrove tersebut sebagaimana kita memuliakan mama-mama,” katanya lagi.
Dia menambahkan Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap hutan mangrove demi kehidupan yang baik bagi anak cucu.
Pada Kamis (25/4) itu telah dilakukan penanaman pohon mangrove bersama instansi terkait di Pantai Cyberi Jayapura, Kota Jayapura, Papua.