Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat mengatakan ratusan kepala keluarga yang menjadi korban kebakaran untuk sementara ini mengungsi ke rumah ibadah baik masjid maupun gereja di wilayah setempat.

Bupati Asmat Elisa Kambu kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan selain di masjid dan gereja, para korban kebakaran juga mengungsi di aula pemda dan dinas pendidikan setempat.

"Di beberapa tempat pengungsian warga ini, kami juga membangun dapur umum dan MCK," katanya.

Menurut Elisa, tempat-tempat pengungsian ini akan berjalan selama satu minggu ke depan, sambil menunggu laporan lengkap dari pihak kepolisian.

"Namun, ke depan agar kejadian ini tidak terulang lagi maka kami akan mendorong perizinan seperti IMB dalam membangun rumah," ujarnya.
  Para pengungsi dari kalangan korban kebakaran yang melanda permukiman penduduk di Agat, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua, Selasa (17/9/2019) sekitar pukul 03,00 WIT. Mereka mengungsi ke rumah ibadah baik masjid maupun gereja. (ANTARA News Papua/HO/M.Fagi Difinibun)
Dia menjelaskan dalam persyaratan pembuatan IMB tersebut, pihaknya mendorong wajib adanya alat pemadam kebakaran di masing-masing rumah warga.

"Dalam berbagai kesempatan sudah diingatkan bahwa Agats ini konstruksinya semua kayu sehingga seharusnya dalam membangun harus ada jeda dari satu bangunan ke bangunan lain," katanya lagi.

Dia menambahkan, kebanyakan kios dan toko yang dibangun dan saling menyambung sehingga tidak ada celah, dan ketika terjadi kebakaran akhirnya api cepat merambat serta menghanguskan bangunan milik warga.

Kebakaran dalam skala besar melanda perumahan dan tempat usaha di kota Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua pada Selasa (17/9) dini hari.

Kebakaran bermula dari Jalan Yos Sudarso, sekitar pukul 03.00 WIT.

Dalam beberapa jam kobaran api merambat dan menghanguskan rumah dan tempat usaha di Jalan Muyu, Jalan Ayam Kecil dan Jalan Dolog.

Dalam peristiwa tersebut diperkirakan ratusan bangunan ludes dilahap 'jago merah'. Selain rumah dan tempat usaha, pasar mama-mama Papua di Jalan Yos Sudarso ikut terbakar.

Akibat musibah itu ratusan kepala keluarga mengungsi ke tempat yang aman.

Sementara warga bersama anggota TNI-Polri berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Upaya pemadaman tidak membuahkan hasil signifikan, karena keterbatasan fasilitas. Warga hanya menggunakan beberapa mesin pompa air (alkon) dan melakukan pemadaman secara manual dengan ember.

Peristiwa kebakaran di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua, Warga dan aparat keamanan memadamkan api di Jalan Muyu. (Dokumen Humas Pemkab Asmat/Eman)

"Ini musibah kebakaran yang paling besar di Asmat. Parahnya lagi terjadi di musim kemarau," kata salah seorang warga Agats yang terdampak peristiwa kebakaran itu,

Latu Consina. Warga lainnya, Nasrianto mengatakan bahwa ia bersama keluarga memilih mengungsi dari perumahan di Pasar Dolog ke Jalan Nusantara Satu.

"Kami khawatir, api merambat dengan cepat dan sudah sampai di Jalan Dolog. Makanya kami sekeluarga langsung pindah," kata dia.

Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa, dan hingga pukul 07.00 WIT warga dan aparat keamanan setempat masih berupaya memadamkan api.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024