Asmat (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, menemukan sejumlah warga yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan (ispa) pascaperistiwa kebakaran di Kota Agats pada Selasa (17/9).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Riechard Ruben Mirino di Agats, Kamis (19/9).
“Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, ada cukup banyak warga korban kebakaran yang terkena ispa. Ini dikarenakan asap kebakaran yang sangat tebal dari peristiwa besar itu,” kata Riechard.
Warga yang terserang ispa, katanya, telah ditangani secara medis oleh petugas kesehatan yang bertugas di dua posko korban kebakaran, yakni gedung Wiyata Mandala dan Masjid Annur Agats.
“Selain ispa, ada juga yang mengalami depresi dan trauma. Ada juga yang terkena luka ringan seperti tergores akibat benturan saat mereka berupaya menyelematkan diri,” ujarnya.
Menurut dia, tim medis yang diturunkan ke dua posko pengungsian itu akan melaksanakan tugas selama seminggu.
“Untuk penanganan kesehatan warga korban kebakaran di dua posko ini, kami melibatkan RSUD Agats dan Puskesmas Agats,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Lina Imbiri mengatakan bahwa umumnya warga korban kebakaran yang mengalami gangguan kesehatan ialah orang dewasa.
“Kami sudah lakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Kebanyakan orang dewasa yang alami masalah kesehatan seperti ispa, luka ringan dan depresi. Anak-anak satu dua orang saja,” kata dia.
Lina menambahkan untuk mendukung pelayanan kesehatan di kedua posko kebakaran, pihaknya menyediakan sejumlah obat-obatan seperti multivitamin, parasetamol dan obat lainnya.
Pemerintah Kabupaten Asmat bergerak cepat menangani warga yang terdampak kebakaran di Agats pada Selasa (17/9) dini hari, dengan membentuk tim terpadu yang melibatkan berbagai instansi daerah dan TNI-Polri.
Pemerintah setempat juga membangun posko untuk menampung warga yang terkena musibah tersebut, menyalurkan bantuan selimut dan terpal, membuka dapur umum serta mendistribusikan bahan makanan. (*/adv)
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Riechard Ruben Mirino di Agats, Kamis (19/9).
“Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, ada cukup banyak warga korban kebakaran yang terkena ispa. Ini dikarenakan asap kebakaran yang sangat tebal dari peristiwa besar itu,” kata Riechard.
Warga yang terserang ispa, katanya, telah ditangani secara medis oleh petugas kesehatan yang bertugas di dua posko korban kebakaran, yakni gedung Wiyata Mandala dan Masjid Annur Agats.
“Selain ispa, ada juga yang mengalami depresi dan trauma. Ada juga yang terkena luka ringan seperti tergores akibat benturan saat mereka berupaya menyelematkan diri,” ujarnya.
Menurut dia, tim medis yang diturunkan ke dua posko pengungsian itu akan melaksanakan tugas selama seminggu.
“Untuk penanganan kesehatan warga korban kebakaran di dua posko ini, kami melibatkan RSUD Agats dan Puskesmas Agats,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Lina Imbiri mengatakan bahwa umumnya warga korban kebakaran yang mengalami gangguan kesehatan ialah orang dewasa.
“Kami sudah lakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Kebanyakan orang dewasa yang alami masalah kesehatan seperti ispa, luka ringan dan depresi. Anak-anak satu dua orang saja,” kata dia.
Lina menambahkan untuk mendukung pelayanan kesehatan di kedua posko kebakaran, pihaknya menyediakan sejumlah obat-obatan seperti multivitamin, parasetamol dan obat lainnya.
Pemerintah Kabupaten Asmat bergerak cepat menangani warga yang terdampak kebakaran di Agats pada Selasa (17/9) dini hari, dengan membentuk tim terpadu yang melibatkan berbagai instansi daerah dan TNI-Polri.
Pemerintah setempat juga membangun posko untuk menampung warga yang terkena musibah tersebut, menyalurkan bantuan selimut dan terpal, membuka dapur umum serta mendistribusikan bahan makanan. (*/adv)