Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 350 prajurit dan anggota Persit Korem 172/PWY dibekali wawasan tentang penggunaan media sosial (medsos) dan ancaman radikalisme di Aula Makorem, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar P. Sianipar didampingi Ketua Persit KCK Koorcab Rem 172 Nyonya Binsar di Kota Jayapura, Jumat (25/10), mengatakan pembekalan itu berupa pengarahan tentang penggunaan medsos dan pentingnya pemahaman tentang ancaman radikalisme.

"Kami ingin prajurit dan Persit Korem 172/PWY agar cerdas, bijak, dan berhati-hati dalam menggunakan medsos," katanya.

Kemajuan teknologi saat ini, kata dia, menuntut para penggunanya menyesuaikan secara cepat, di mana penggunaan medsos dapat bermanfaat positif, tetapi juga dapat berdampak negatif bagi diri sendiri, keluarga, bahkan satuan atau instansi apabila tidak berhati-hati.

"Tidak ada larangan penggunaan medsos oleh prajurit dan keluarganya, tetapi pastikan pemanfaatannya dapat membawa dampak positif bagi kita semua, karena media sosial saat ini dapat diakses oleh seluruh dunia, sehingga kita harus sangat berhati-hati, apalagi sekarang sudah ada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang sanksi hukumnya sudah jelas," katanya.

Banyak kalangan, kata dia, menyalahgunakan medsos untuk menebar kebencian, hujatan, hasutan, hoaks, serta paham radikal.

Ia mengatakan penyebaran radikalisme saat ini justru lebih sering dilakukan melalui media sosial.

Pesatnya dunia digital, katanya, membuat informasi bertebaran dengan luas. Konten-konten yang ada di media sosial dapat memprovokasi masyarakat, baik melalui hoaks dan informasi yang menyesatkan lainnya.

"Keluarga adalah kunci utama dalam menangkal radikalisme, jadikan keluarga sebagai tempat bertanya dan berdiskusi bagi anak-anak kita, pahami ajaran agama dengan benar, dan junjung tinggi rasa toleransi antarsesama. Jangan jadikan perbedaan sebagai penghalang bagi kita untuk bersosialisasi kepada masyarakat," katanya.

Ia menyatakan pentingnya anggota memilih dan memilah mana yang baik dan buruk, pantas dilihat dan tidak layak  dilihat.

"Jangan cepat percaya, sehingga kita tidak terpengaruh oleh paham-paham atau aliran yang tidak benar. Lebih baik diam apabila tidak bener-benar mengetahui fakta berita tersebut,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menekankan kepada seluruh prajurit dan anggota keluarga masing-masing untuk menciptakan hubungan harmonis dalam berkeluarga.

"Karena bahagia adalah pilihan dan harus diciptakan oleh kita sendiri s ehingga apabila dalam lingkup kecil keluarga sudah baik, maka kinerja dalam satuan akan baik, dan akhirnya satuan akan dapat berjalan dengan baik," katanya.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024