Jayapura (ANTARA) - Tokoh adat Kampung Dondai sekaligus budayawan Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua Daud Wally mengharapkan Presiden Jokowi menjadikan kawasan Danau Sentani sebagai salah satu destinasi wisata unggulan sehingga bisa mendatangkan pendapatan daerah untuk warga dan pemerintah setempat.

"Danau Sentani memiliki keindahan alam, selain itu masyarakat Sentani juga memiliki budaya mengukir, melukis di kulit kayu, membuat gerabah, serta memiliki tari-tarian serta kuliner tradisional," katanya ketika dihubungi ANTARA dari Kota Jayapura, Papua, Sabtu.

Ia mengatakan masyarakat sangat mendukung Danau Sentani dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan pariwisata nasional.

Apalagi, kata dia, di pesisir Danau Sentani terdapat sejumlah kawasan yang memiliki nilai sejarah dan prasejarah sebagaimana penelitian yang sedang dilakukan oleh Balai Arkeologi Papua.

"Di sekitar Danau Sentani banyak situs atau tempat peninggalan bersejarah, baik masa Perang Dunia II dan juga peninggalan prasejarah, sehingga  layak untuk dikembangkan menjadi salah satu ikon wisata unggulan oleh Presiden Jokowi," kata Daud Wally.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura Elvis Kabey mengakui bahwa kawasan Danau Sentani memiliki situs arkeologi yang sudah menjadi destinasi wisata dan sudah masuk dalam buku Lonely Planet.

"Buku yang menjadi panduan wisatawan internasional, situs arkeologi ini yaitu Situs Megalitik Tutari dan Situs Tugu Mac Arthur," katanya.

Sementara itu, Hari Suroto peneliti senior dari Balai Arkeologi Papua mengemukakan bahwa terdapat situs-situs arkeologi di Kawasan Danau Sentani dan dapat dikelola, dimanfaatkan, dikembangkan sebagai destinasi wisata, tetapi harus memperhatikan kelestariannya.

"Saya kira ini perlu sinergi semua pihak dan mungkin saran atau harapan warga di Danau Sentani agar dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di timur Indonesia patut dipertimbangkan," katanya.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024