Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mulai mengantisipasi penyebaran virus Ebola dan virus mercovirus di daerah paling timur Indonesia yang bertetangga dengan Papua Nugini itu.

"Kami juga mengantisipasi penyakit yang disebabkan pancaroba daya tahan tubuh, infeksi pernapasan akut (ISPA), karena di wilayah pegunungan Papua," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua dr Aaron Rumainum di Jayapura, Selasa.

Ada juga, kata dia, penyakit baru yang perlu diantispasi yaitu virus Ebola, virus mercovirus, dan atavirus.

Beragam penyakit ini sudah mulai diantisipasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Menurut dia, pada Minggu (27/10) Dinkes Papua menggelar pertemuan dengan lintas sektor di antaranya BPD, puskesmas, rumah sakit, Dinas Peternakan, BMKG, Dinas Pendidikan dan lingkungan hidup kemudian dari Bappeda Timika, untuk kontigensi untuk mengantisipasi virus merscovi.

Virus merscovi dapat menyebabkan pnemonia pada saluran pernasan yang kematiannya mencapai 40 persen, semisal 100 persen yang sakit ada 40 persen atau 37 persen yang meninggal.

"Ini kan pusatnya itu ada di Timur Tengah tetapi kan begini jangan sampai virus itu menular dari manusia ke manusia, artinya jangan sampai mereka yang pergi naik haji kemudian dia menyentuh unta tetapi tidak bersih dan tidak cuci tangan kemudian pulang ke Jayapura, kemudian dia kena virus merscovi.

"Untuk itu, ketika embarkasi haji tiba di Makassar mereka akan masuk lewat terma scener kalau dia panas, ada batuk pilek maka diobati," katanya.

Tetapi, kata dia, kadang ada orang yang penyakitnya belum keluar, nanti kalau sudah sampai di Jayapura barulah penyakitnya keluar sedangkan di Bandara Jayapura belum punya alat pendeteksi panas/sensor panas atau terma scener.

"Jadi, takutnya dia sakit di puskesmas dan menularkannya ke orang lain, maka dia harus diisolasi," ujarnya.

Dari pertemuan itu, tambah dia, pihaknya melakukan kontigenzi didua daerah yakni Kabupaten Timika dan Merauke.


Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024