Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan baru sebanyak 312 mahasiswa yang menyatakan ingin kembali dan diberangkatkan ke kota tempat studi untuk melanjutkan kegiatan perkuliahannya.
"Jumlahnya baru sedikit, namun tim yang diketuai Matius Murib akan terus memberikan pemahaman kepada para mahasiswa agar mau kembali melanjutkan perkuliahannya," ujarnya di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan rencana pemulangan para mahasiswa yang masih berada di Jayapura dan beberapa kota lainnya seperti Nabire, akan dilakukan secepatnya sehingga mereka dapat kembali melanjutkan pendidikan.
Diakuinya, tim agak sulit melakukan pendekatan dan menyakinkan para mahasiswa untuk kembali melanjutkan studinya hingga perkuliahan mereka selesai dan punya masa depan.
“Tim akan terus melakukan pendekatan dan memberikan mereka pemahaman akan pentingnya kembali ke kota studi untuk melanjutkan kuliahnya,” ujar Kapolda seraya mengaku tim yang bekerja itu murni untuk membantu agar mahasiswa kembali melanjutkan kuliahnya demi masa depan mereka sendiri.
Tidak mudah menyakinkan para mahasiswa untuk kembali ke kota studinya karena adanya pihak-pihak yang mengintervensi mereka agar mereka tidak kembali melanjutkan perkuliahannya.
"Namun dengan pendekatan yang terus dilakukan termasuk memberi keyakinan bila mereka aman di tempat studinya maka secara perlahan mereka mau kembali ke tempat studinya hingga dapat menyelesaikan kuliahnya," kata Irjen Pol Waterpauw.
Sekitar 2.500 an mahasiswa asal Papua yang berkuliah di berbagai kota di Indonesia kembali ke kampung halamannya sesaat setelah kasus dugaan diskriminasi di Surabaya, pertengahan Agustus lalu.
"Jumlahnya baru sedikit, namun tim yang diketuai Matius Murib akan terus memberikan pemahaman kepada para mahasiswa agar mau kembali melanjutkan perkuliahannya," ujarnya di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan rencana pemulangan para mahasiswa yang masih berada di Jayapura dan beberapa kota lainnya seperti Nabire, akan dilakukan secepatnya sehingga mereka dapat kembali melanjutkan pendidikan.
Diakuinya, tim agak sulit melakukan pendekatan dan menyakinkan para mahasiswa untuk kembali melanjutkan studinya hingga perkuliahan mereka selesai dan punya masa depan.
“Tim akan terus melakukan pendekatan dan memberikan mereka pemahaman akan pentingnya kembali ke kota studi untuk melanjutkan kuliahnya,” ujar Kapolda seraya mengaku tim yang bekerja itu murni untuk membantu agar mahasiswa kembali melanjutkan kuliahnya demi masa depan mereka sendiri.
Tidak mudah menyakinkan para mahasiswa untuk kembali ke kota studinya karena adanya pihak-pihak yang mengintervensi mereka agar mereka tidak kembali melanjutkan perkuliahannya.
"Namun dengan pendekatan yang terus dilakukan termasuk memberi keyakinan bila mereka aman di tempat studinya maka secara perlahan mereka mau kembali ke tempat studinya hingga dapat menyelesaikan kuliahnya," kata Irjen Pol Waterpauw.
Sekitar 2.500 an mahasiswa asal Papua yang berkuliah di berbagai kota di Indonesia kembali ke kampung halamannya sesaat setelah kasus dugaan diskriminasi di Surabaya, pertengahan Agustus lalu.