Wamena (ANTARA) - Bandar udara Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua terancam luapan air dari Kali Uwe akibat pengambilan material yang terus dilakukan.
Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogobi di Wamena Ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu mengatakan telah dikeluarkan surat terkait pencegahan ancaman banjir terhadap Bandara Wamena.
"Sudah ada surat bupati kepada mereka yang punya hak ulayat untuk tidak lakukan penggalian karena kita lihat potensi bencana sangat besar sekali untuk Bandara Wamena," katanya.
Dalam surat bupati itu disampaikan kepada pemilik ulayat agar tidak mengambil material di kawasan Kali Uwe, terutama pada aliran yang dekat ke Bandara.
"Kita lihat di samping kuburan dekat bandara, itu galian sudah cukup besar dan sewaktu-waktu kalau banjir, pasti bandara bisa kena," katanya.
Selain pengambilan material dekat bandara, pemerintah juga mengimbau pemilik ulayat untuk tidak mengizinkan pengambilan material di samping Jembatan Wouma.
Jika masyarakat terus melakukan pengambilan pasir di situ maka besar kemungkinan jembatan dengan bentangan sekitar 18 meter lebih itu akan roboh.
"Saya dan Pak camat sudah imbau supaya kalau bisa dihentikan. Kalau boleh 50 meter dari sudut kira dan kanan jembatan tidak boleh lagi ada penggalian karena sangat beresiko. Sewaktu-waktu jembatan itu bisa longsor," katanya.
Marthin mengatakan sebenarnya sudah ada perda yang mengatur tentang galian C di sepanjang Kali Uwe, hanya saja penerapannya yang belum maksimal.
"Tinggal penerapan perdanya dan itu juga usulan dari masyarakat. Kebanyakan masyarakat memberikan kontrak kepada pengusaha untuk mengambil material, dan kami sudah imbau serta minta dukungan untuk kita atur ini kembali," katanya.
Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogobi di Wamena Ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu mengatakan telah dikeluarkan surat terkait pencegahan ancaman banjir terhadap Bandara Wamena.
"Sudah ada surat bupati kepada mereka yang punya hak ulayat untuk tidak lakukan penggalian karena kita lihat potensi bencana sangat besar sekali untuk Bandara Wamena," katanya.
Dalam surat bupati itu disampaikan kepada pemilik ulayat agar tidak mengambil material di kawasan Kali Uwe, terutama pada aliran yang dekat ke Bandara.
"Kita lihat di samping kuburan dekat bandara, itu galian sudah cukup besar dan sewaktu-waktu kalau banjir, pasti bandara bisa kena," katanya.
Selain pengambilan material dekat bandara, pemerintah juga mengimbau pemilik ulayat untuk tidak mengizinkan pengambilan material di samping Jembatan Wouma.
Jika masyarakat terus melakukan pengambilan pasir di situ maka besar kemungkinan jembatan dengan bentangan sekitar 18 meter lebih itu akan roboh.
"Saya dan Pak camat sudah imbau supaya kalau bisa dihentikan. Kalau boleh 50 meter dari sudut kira dan kanan jembatan tidak boleh lagi ada penggalian karena sangat beresiko. Sewaktu-waktu jembatan itu bisa longsor," katanya.
Marthin mengatakan sebenarnya sudah ada perda yang mengatur tentang galian C di sepanjang Kali Uwe, hanya saja penerapannya yang belum maksimal.
"Tinggal penerapan perdanya dan itu juga usulan dari masyarakat. Kebanyakan masyarakat memberikan kontrak kepada pengusaha untuk mengambil material, dan kami sudah imbau serta minta dukungan untuk kita atur ini kembali," katanya.