Jayapura, Papua (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura memprakirakan wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan sekitarnya memasuki puncak musim penghujan pada Januari 2020.
"Musim penghujan diperkirakan berlangsung hingga bulan Maret 2019 dengan puncak musim penghujan terjadi pada bulan Januari sampai Februari 2020," kata Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura Ezri Y. Ronsumbre di Jayapura, Sabtu.
Dia mengimbau warga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang selama musim penghujan.
Khusus kepada para nelayan dan nakhoda kapal, Ezri mengingatkan mereka agar memperhatikan kecepatan angin dan tinggi gelombang sebelum dan selama melaut.
Ia menyarankan para nelayan mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 15 knot dan gelombang dengan tinggi atas 1,25 m meter dan nakhoda kapal tongkang mewaspadai angin dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan gelombang dengan tinggi 1,5 meter lebih.
Ezri menambahkan, pengemudi kapal feri mesti mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 21 knot dan gelombang dengan di atas 2,5 meter dan kapal berukuran lebih besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar perlu mewaspadai angin berkecepatan angin lebih dari 27 knot dan gelombang dengan tinggi empat meter lebih.
Ia juga mengimbau warga yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir mewaspadai dampak gelombang tinggi.
"Musim penghujan diperkirakan berlangsung hingga bulan Maret 2019 dengan puncak musim penghujan terjadi pada bulan Januari sampai Februari 2020," kata Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah V Jayapura Ezri Y. Ronsumbre di Jayapura, Sabtu.
Dia mengimbau warga mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang selama musim penghujan.
Khusus kepada para nelayan dan nakhoda kapal, Ezri mengingatkan mereka agar memperhatikan kecepatan angin dan tinggi gelombang sebelum dan selama melaut.
Ia menyarankan para nelayan mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 15 knot dan gelombang dengan tinggi atas 1,25 m meter dan nakhoda kapal tongkang mewaspadai angin dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan gelombang dengan tinggi 1,5 meter lebih.
Ezri menambahkan, pengemudi kapal feri mesti mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 21 knot dan gelombang dengan di atas 2,5 meter dan kapal berukuran lebih besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar perlu mewaspadai angin berkecepatan angin lebih dari 27 knot dan gelombang dengan tinggi empat meter lebih.
Ia juga mengimbau warga yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir mewaspadai dampak gelombang tinggi.