Jayapura (ANTARA) - Seribuan jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sion Dok VIII Jayapura mengikuti ibadah malam kudus bertema "Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang" yang diambil dari Injil Yohanes 15:14-15.
Dari pantauan di lapangan, jika tahun sebelumnya ibadah hanya digelar satu kali saja, namun kali ini ibadah malam kudus digelar dua kali yakni pukul 17.00-19.00 WIT dan pukul 20.00-22.00 WIT.
Pendeta Fien Rumere Pelayan Firman Tuhan di Jayapura, Selasa, mengatakan malam kudus merupakan malam yang penuh berkat dan anugerah, serta khusus dijadikan Allah agar manusia mendengar kabar baik mengenai kedatangan juru selamat dunia.
"Kabar baik itu telah menggema di seluruh jagat raya di mana kidung pujian surgawi dinyanyikan memenuhi seluruh semesta alam," katanya.
Menurut Pendeta Fien, malam kudus hendak memperkuat kualitas iman dan memperbaharui komitmen untuk menjadi sahabat bagi semua orang tanpa membedakan.
"Makna tanpa membedakan di sini memiliki arti dalam mewujudkan pertumbuhan spiritualitas, kemandirian dan kesejahteraan," ujarnya.
Dia menjelaskan kesemuanya bermuara pada perdamaian dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja serta bermasyarakat pada umumnya.
Sekadar diketahui, pada ibadah malam kudus ini juga dilakukan penyalaan lilin yang diselingi penampilan paduan suara dan vocal grup dari masing-masing komunitas gereja serta perwakilan beberapa pribadi jemaat.
Dari pantauan di lapangan, jika tahun sebelumnya ibadah hanya digelar satu kali saja, namun kali ini ibadah malam kudus digelar dua kali yakni pukul 17.00-19.00 WIT dan pukul 20.00-22.00 WIT.
Pendeta Fien Rumere Pelayan Firman Tuhan di Jayapura, Selasa, mengatakan malam kudus merupakan malam yang penuh berkat dan anugerah, serta khusus dijadikan Allah agar manusia mendengar kabar baik mengenai kedatangan juru selamat dunia.
"Kabar baik itu telah menggema di seluruh jagat raya di mana kidung pujian surgawi dinyanyikan memenuhi seluruh semesta alam," katanya.
Menurut Pendeta Fien, malam kudus hendak memperkuat kualitas iman dan memperbaharui komitmen untuk menjadi sahabat bagi semua orang tanpa membedakan.
"Makna tanpa membedakan di sini memiliki arti dalam mewujudkan pertumbuhan spiritualitas, kemandirian dan kesejahteraan," ujarnya.
Dia menjelaskan kesemuanya bermuara pada perdamaian dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja serta bermasyarakat pada umumnya.
Sekadar diketahui, pada ibadah malam kudus ini juga dilakukan penyalaan lilin yang diselingi penampilan paduan suara dan vocal grup dari masing-masing komunitas gereja serta perwakilan beberapa pribadi jemaat.