Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada 2019 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi tersebut atas dasar harga berlaku mencapai Rp189,716 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai sebesar Rp134,677 triliun.

BPS Papua dalam berita resmi statistik periode Februari 2020 melaporkan pada tahun 2019 ekonomi Papua mengalami kontraksi sebesar 15,72 persen.

Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang turun hingga 43,21 persen.

Dari sisi pengeluaran, data BPS Papua menyebutkan kontraksi pertumbuhan disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang mengalami penurunan hingga 69,10 persen.

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan IV tahun 2019 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 3,73 persen.

Demikian juga jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi Papua mengalami kontraksi sebesar 4,47 persen.

Perekonomian Papua jika dilihat tanpa kategori pertambangan dan penggalian, menurut BPS, telah mengalami pertumbuhan sebesar 5,03 persen.

"Untuk PDRB Papua per kapita pada Tahun 2019 mencapai Rp56,14 juta," demikian BPS Papua.

Berdasarkan pantauan di berbagai wilayah di Papua, Selasa, disebutkan pertumbuhan ekonomi Papua pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat, terutama menghadapi penyelenggaraan PON XX di empat kota di Papua, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.

"Pelaku usaha mikro orang asli Papua sangat berharap peningkatan ekonomi warga dengan adanya tuan rumah Papua pada PON XX karena akan banyak atlet yang berkunjung ke Papua," ungkap mama Yakomina, salah satu pelaku usaha kecil warga asli Papua.

Pewarta : Muhsidin
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024