Jayapura (ANTARA) - Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polda Papua, Sabtu (15/2) mulai mengidentifikasi ke-12 jenazah penumpang dan pengawak helikopter Mil Mi-17V5 yang jatuh di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, di Jayapura , Sabtu mengatakan, tim Identifikasi Korban Bencana Polda Papua itu mengidentifikasi melalui ante mortem atau identifikasi semasa hidup sebelum kecelakaan itu terjadi.
Bila secara ante mortem jenazah dapat segera dipastikan identitasnya maka tidak perlu lagi dilakukan post mortem atau pemeriksaan lanjutan.
“Mudah-mudahan seluruhnya dapat teridentifikasi melalui untemortem sehingga jenazah dapat segera diserahkan ke satuan dan keluarga untuk dimakamkan,” kata Waterpauw.
Kepala RS Bhayangkara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi dr Andi, secara terpisah mengaku tercatat 101 orang masuk dalam surat perintah untuk melakukan identifikasi termasuk dokter gigi dari Pangkalan Utama TNI AL X/Jayapura dan RSUD Jayapura. "Saat ini identifikasi masih dilakukan," kata Andi.
Helikopter buatan Russian Helicopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG, ditemukan diketinggian 12.500 kaki dari permukaan laut di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Personel pengawak Mil Mi-17V5 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalion Infantri 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).
Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, di Jayapura , Sabtu mengatakan, tim Identifikasi Korban Bencana Polda Papua itu mengidentifikasi melalui ante mortem atau identifikasi semasa hidup sebelum kecelakaan itu terjadi.
Bila secara ante mortem jenazah dapat segera dipastikan identitasnya maka tidak perlu lagi dilakukan post mortem atau pemeriksaan lanjutan.
“Mudah-mudahan seluruhnya dapat teridentifikasi melalui untemortem sehingga jenazah dapat segera diserahkan ke satuan dan keluarga untuk dimakamkan,” kata Waterpauw.
Kepala RS Bhayangkara Polda Papua, Komisaris Besar Polisi dr Andi, secara terpisah mengaku tercatat 101 orang masuk dalam surat perintah untuk melakukan identifikasi termasuk dokter gigi dari Pangkalan Utama TNI AL X/Jayapura dan RSUD Jayapura. "Saat ini identifikasi masih dilakukan," kata Andi.
Helikopter buatan Russian Helicopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalion Infanteri 725/WRG, ditemukan diketinggian 12.500 kaki dari permukaan laut di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Personel pengawak Mil Mi-17V5 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalion Infantri 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).