Magetan (ANTARA) - Jenazah Kopral Dua (Kopda) Anumerta Dwi Purnomo, salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 yang jatuh di Papua, dimakamkan secara militer di tempat pemakamam umum (TPU) Desa Banjarpanjang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang merupakan kampung halamannya.
Jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo bersama korban lainnya diterbangkan dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, untuk dipulangkan dan dimakamkan di tempat asal masing-masing.
Pengiriman jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Pulutan, Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, pada Selasa dini kemudian disemayamkan dan dishalatkan. Jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat pada Selasa siang.
Adapun penerimaan dan pemakaman jenazah secara militer tersebut dipimpin oleh Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi. Jenazah diangkut menggunakan mobil ambulans dari rumah duka menuju pemakaman.
"Sebenarnya almarhum memiliki hak untuk dimakamkan di taman makam pahlawan sesuai dengan jasanya yang telah gugur dalam bertugas, akan tetapi dari pihak keluarga inginnya dimakamkan di taman pemakaman umum," ujar Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi kepada wartawan.
Ia menyatakan, selain mendapatkan hak dimakamkan di taman makam pahlawan, pangkat almarhum juga dinaikkan satu tingkat dari Praka menjadi Kopda Anumerta Dwi Purnomo. Korban meninggalkan seorang istri dan satu anak.
Seperti diketahui, Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan satu dari 12 korban meninggal jatuhnya Helikopter Mi-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019.
Helikopter Mi-17 tersebut kemudian ditemukan di kawasan Pegunungan Mandala di ketinggian sekitar 12.500 kaki setelah sebelumnya dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani sejak 28 Juni 2019.
Heli buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD, dan menerbangkan 12 penumpang, termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.
Personel pengawak Mil Mi-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai "flight engineer", Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Purnomo (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).
Jenazah Kopda Anumerta Dwi Purnomo bersama korban lainnya diterbangkan dari Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, untuk dipulangkan dan dimakamkan di tempat asal masing-masing.
Pengiriman jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Pulutan, Desa Banjarpanjang, Kecamatan Ngariboyo, pada Selasa dini kemudian disemayamkan dan dishalatkan. Jenazah korban kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat pada Selasa siang.
Adapun penerimaan dan pemakaman jenazah secara militer tersebut dipimpin oleh Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi. Jenazah diangkut menggunakan mobil ambulans dari rumah duka menuju pemakaman.
"Sebenarnya almarhum memiliki hak untuk dimakamkan di taman makam pahlawan sesuai dengan jasanya yang telah gugur dalam bertugas, akan tetapi dari pihak keluarga inginnya dimakamkan di taman pemakaman umum," ujar Komandan Kodim 0804 Magetan Letkol Czi Chotman J Arisandi kepada wartawan.
Ia menyatakan, selain mendapatkan hak dimakamkan di taman makam pahlawan, pangkat almarhum juga dinaikkan satu tingkat dari Praka menjadi Kopda Anumerta Dwi Purnomo. Korban meninggalkan seorang istri dan satu anak.
Seperti diketahui, Kopda Anumerta Dwi Purnomo merupakan satu dari 12 korban meninggal jatuhnya Helikopter Mi-17 milik Pusat Penerbangan TNI AD di Pegunungan Bintang, Papua, pada Juni 2019.
Helikopter Mi-17 tersebut kemudian ditemukan di kawasan Pegunungan Mandala di ketinggian sekitar 12.500 kaki setelah sebelumnya dilaporkan hilang dalam penerbangan Oksibil-Sentani sejak 28 Juni 2019.
Heli buatan Mil Helikopter, Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD, dan menerbangkan 12 penumpang, termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.
Personel pengawak Mil Mi-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai "flight engineer", Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Purnomo (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).