Timika (ANTARA) - Aparat Kepolisian Sektor Tembagapura bersama jajaran keamanan terkait lainnya kini mewaspadai informasi adanya pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke wilayah operasi pertambangan PT Freeport Indonesia itu.

Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto di Timika, Jumat, mengatakan sehubungan dengan adanya informasi pergerakan KKB ke wilayah Distrik Tembagapura dari beberapa daerah pedalaman seperti dari Intan Jaya dan Nduga tersebut maka jajarannya akan menggiatkan komunikasi dengan para tokoh masyarakat setempat.

"Tentu kami harus terus membangun dialog dan komunikasi dengan para tokoh masyarakat yang ada di wilayah Distrik Tembagapura karena jika informasi itu benar maka maka pasti berdampak kepada masyarakat sendiri," kata AKP Hermanto.

Ia menyebut ada beberapa kawasan di wilayah Distrik Tembagapura yang selama ini cukup rawan dimasuki oleh KKB seperti di Mile 50-Mile 51 hingga kawasan tambang terbuka Grasberg serta kawasan Gunung Botak dan Opitawak di sekitaran Kampung Banti.

"Informasi yang kami dapatkan, kelompok Johny Botak kini ada di sekitaran Mile 50-an ke atas. Biasanya Johny Botak itu bersama Germanus. Sementara kelompoknya Hengky Wamang biasanya main di Kota Timika," kata AKP Hermanto.

AKP Hermanto mengatakan KKB pimpinan Johny Botak akhir-akhir ini dilaporkan lebih banyak berkonsentrasi di wilayah Kampung Tsinga dan sebagian lagi di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura.

Sebelumnya kelompok ini bermarkas di Kali Kopi, dekat area Tanggul Timur dan Kampung Nayaro. Namun lokasi itu kini sudah dikuasai oleh aparat keamanan.

KKB pernah menguasai beberapa kampung di sekitar Kota Tembagapura seperti Banti 1, Banti 2, Opitawak, Kimbeli, Longsoran dan Utikini lama pada Oktober 2017 hingga Februari 2018.

Aparat gabungan TNI dan Polri kemudian menguasai kembali beberapa kampung itu hingga kini.

Sebelum meninggalkan Kampung Banti, KKB membakar gedung sekolah SD Negeri dan SMP Negeri Satu Atap Banti, Rumah Sakit Waa-Banti dan beberapa rumah masyarakat.

KKB yang terdesak dari Banti dan Opitawak kemudian berpindah ke kawasan Aroanop.

Selama berada di Aroanop, KKB sempat menyekap sejumlah guru yang bertugas di SD Inpres Aroanop dan SD Inpres Jagamin, beberapa diantara para guru yang disekap tersebut menjadi korban pelecehan seksual oleh anggota KKB.

 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024