Timika (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan dirinya dan Pimpinan DPD RI tetap mengunjungi PT. Freeport Indonesia, di Tembagapura, tidak terpengaruh gangguan keamanan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Kami pimpinan sepakat untuk meneruskan rencana perjalanan menuju PT. Freeport meskipun pada Selasa (3/3) malam, pihak keamanan merekomendasikan agar kami menunda kunjungan tersebut," kata Bamsoet usai mengunjungi PT. Freeport Indonesia, di Timika, Rabu.
Dia menjelaskan Pimpinan Parlemen tetap melakukan kunjungan tersebut karena tidak negara tidak boleh kalah dan tidak mundur oleh ancaman gerakan sipil bersenjata.
Menurut dia, semua pihak sedang berusaha merangkul anak-anak Papua untuk membangun daerahnya secara bersama-sama.
"Kita semua sedang berusaha untuk merangkul mereka karena anak-anak Papua harus dirangkul untuk membangun daerahnya bersama-sama," ujarnya.
Dia menceritakan dirinya bersama rombongan menuju Freeport dari Timika sekitar pukul 06.00 WIT menuju Tembagapura dengan menggunakan kendaraan lapis baja karena faktor keamanan.
Menurut dia, rombongan langsung menuju Gresburg yang merupakan puncak dari pegunungan tambang PT. Freeport.
"Dari sana lalu sekitar satu jam lebih kami turun ke dalam 'perut' bumi dengan kedalaman 1.760 meter. Kami lihat cukup luar biasa pembuatan terowongan tambang yang kalau digabung dengan berbagai terowongan yang ada kita lihat empat titik penambangan kurang lebih sekitar 700 kilometer," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin menceritakan pada Selasa (3/3) malam pimpinan parlemen berdiskusi dengan aparat keamanan Kepolisian, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN) yang menginformasikan kondisi terakhir ada penembakan.
Namun menurut dia, pimpinan sepakat bahwa kita tidak boleh mundur dan kehadiran pimpinan lembaga tinggi negara merupakan simbolik kehadiran negara.
"Ini simbolik bahwa negara harus kuat, negara tidak boleh kalah dan takut terhadap warga Indonesia yang belum bersama kita," ujarnya.
Namun dia meyakini warga Indonesia yang masih berbeda pandangan akan kembali ke NKRI dengan pendekatan komprehensif yang dilakukan pemerintah seperti kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, dan kebudayaan.
Dalam kunjungan tersebut, Bamsoet didampingi para Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Arsul Sani, Fadel Muhammad, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin, Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai, dan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.
"Kami pimpinan sepakat untuk meneruskan rencana perjalanan menuju PT. Freeport meskipun pada Selasa (3/3) malam, pihak keamanan merekomendasikan agar kami menunda kunjungan tersebut," kata Bamsoet usai mengunjungi PT. Freeport Indonesia, di Timika, Rabu.
Dia menjelaskan Pimpinan Parlemen tetap melakukan kunjungan tersebut karena tidak negara tidak boleh kalah dan tidak mundur oleh ancaman gerakan sipil bersenjata.
Menurut dia, semua pihak sedang berusaha merangkul anak-anak Papua untuk membangun daerahnya secara bersama-sama.
"Kita semua sedang berusaha untuk merangkul mereka karena anak-anak Papua harus dirangkul untuk membangun daerahnya bersama-sama," ujarnya.
Dia menceritakan dirinya bersama rombongan menuju Freeport dari Timika sekitar pukul 06.00 WIT menuju Tembagapura dengan menggunakan kendaraan lapis baja karena faktor keamanan.
Menurut dia, rombongan langsung menuju Gresburg yang merupakan puncak dari pegunungan tambang PT. Freeport.
"Dari sana lalu sekitar satu jam lebih kami turun ke dalam 'perut' bumi dengan kedalaman 1.760 meter. Kami lihat cukup luar biasa pembuatan terowongan tambang yang kalau digabung dengan berbagai terowongan yang ada kita lihat empat titik penambangan kurang lebih sekitar 700 kilometer," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin menceritakan pada Selasa (3/3) malam pimpinan parlemen berdiskusi dengan aparat keamanan Kepolisian, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN) yang menginformasikan kondisi terakhir ada penembakan.
Namun menurut dia, pimpinan sepakat bahwa kita tidak boleh mundur dan kehadiran pimpinan lembaga tinggi negara merupakan simbolik kehadiran negara.
"Ini simbolik bahwa negara harus kuat, negara tidak boleh kalah dan takut terhadap warga Indonesia yang belum bersama kita," ujarnya.
Namun dia meyakini warga Indonesia yang masih berbeda pandangan akan kembali ke NKRI dengan pendekatan komprehensif yang dilakukan pemerintah seperti kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, dan kebudayaan.
Dalam kunjungan tersebut, Bamsoet didampingi para Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Arsul Sani, Fadel Muhammad, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin, Ketua Forum Komunikasi dan Aspirasi MPR RI untuk Papua/MPR FOR PAPUA Yorrys Raweyai, dan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw.