Kediri (ANTARA) - Forum Kampung Bahasa (FKB) di Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menyediakan santapan untuk berbuka dan sahur bagi para peserta didik yang hingga kini masih tinggal di area itu karena terjadinya pandemi virus corona.
"Kami ada kegiatan dapur umum untuk anak-anak yang masih bertahan di Kampung Inggris. Kurang lebih 200 orang dan kami menyediakan untuk buka dan sahur," kata Ketua FKB di Kampung Inggris, Pare Arsyad Naufal Adi di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan kondisi di Kampung Inggris hingga kini masih belum ada yang berjualan. Padahal, masih banyak anak-anak yang tinggal di daerah ini. Mereka mayoritas dari luar Pulau Jawa, sehingga menunda kepulangan demi mencegah terinfeksi virus corona.
Di Ramadhan sebelumnya, dapur umum tidak didirikan, karena untuk kebutuhan sehari-hari mereka membeli dari warung sekitar. Namun di Ramadhan 2020 ini berbeda.
Lokasi Kampung Inggris juga sempat dilakukan isolasi setelah adanya warga positif terinfeksi virus corona dan meninggal dunia. Hingga kini, banyak warung yang ditutup.
Dapur umum tersebut dibantu tim dari lembaga kursus di Kampung Inggris, Kabupaten Kediri. Rencananya dapur umum itu akan dibuka selama satu bulan penuh dan khusus melayani untuk anak-anak yang ikut kursus di Kampung Inggris dan tidak pulang ke kampung halamannya.
Pihaknya juga mempersilahkan bagi warga yang ingin memberikan donasi untuk dapur umum tersebut. Bantuan juga bisa diberikan baik berupa barang maupun uang yang nantinya dikelola oleh dapur umum.
Tim yang bertugas memasak menu untuk sahur dimana saat jam 03.00 WIB makanan sudah sampai di camp masing-masing dan untuk menu berbuka jam 17.00 WIB sudah didistribusikan ke asrama masing-masing.
Adi mengatakan dapur umum ini sengaja didirikan demi membantu anak-anak tersebut. Pemerintah juga menganjurkan untuk tidak mudik bagi warga demi mencegah penyebaran virus corona.
"Mereka mayoritas dari luar Pulau Jawa dan masih bertahan (di Kampung Inggris). Kami juga memberikan semangat ke teman-teman perantau, meskipun di perantauan mereka tidak sendirian," kata dia.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar yang ada di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri, diliburkan atau ditutup sementara waktu dengan tidak mengizinkan pengelola lembaga menerima siswa baru sebagai antisipasi penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.
Kebijakan untuk tidak menerima siswa atau pendatang baru di lokasi kursus di Kampung Inggris tersebut untuk penerimaan periode 25 Maret 2020.
Namun, untuk pembelajaran yang sudah berjalan tetap masih diizinkan, seperti biasanya. Setiap camp dan kelas juga diminta untuk menyediakan tempat cuci tangan dan sabun dengan air yang mengalir guna mengantisipasi penyebaran virus.
Di Kabupaten Kediri, data per Sabtu (25/4) jumlah orang tanpa gejala (OTG) yang terdata 381, orang dalam pemantauan (ODP) 493, pasien dalam pengawasan (PDP) 73, dan yang terkonfirmasi ada 21 orang, dimana 15 orang masih dirawat, dua orang sembuh, dan empat meninggal dunia.
"Kami ada kegiatan dapur umum untuk anak-anak yang masih bertahan di Kampung Inggris. Kurang lebih 200 orang dan kami menyediakan untuk buka dan sahur," kata Ketua FKB di Kampung Inggris, Pare Arsyad Naufal Adi di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan kondisi di Kampung Inggris hingga kini masih belum ada yang berjualan. Padahal, masih banyak anak-anak yang tinggal di daerah ini. Mereka mayoritas dari luar Pulau Jawa, sehingga menunda kepulangan demi mencegah terinfeksi virus corona.
Di Ramadhan sebelumnya, dapur umum tidak didirikan, karena untuk kebutuhan sehari-hari mereka membeli dari warung sekitar. Namun di Ramadhan 2020 ini berbeda.
Lokasi Kampung Inggris juga sempat dilakukan isolasi setelah adanya warga positif terinfeksi virus corona dan meninggal dunia. Hingga kini, banyak warung yang ditutup.
Dapur umum tersebut dibantu tim dari lembaga kursus di Kampung Inggris, Kabupaten Kediri. Rencananya dapur umum itu akan dibuka selama satu bulan penuh dan khusus melayani untuk anak-anak yang ikut kursus di Kampung Inggris dan tidak pulang ke kampung halamannya.
Pihaknya juga mempersilahkan bagi warga yang ingin memberikan donasi untuk dapur umum tersebut. Bantuan juga bisa diberikan baik berupa barang maupun uang yang nantinya dikelola oleh dapur umum.
Tim yang bertugas memasak menu untuk sahur dimana saat jam 03.00 WIB makanan sudah sampai di camp masing-masing dan untuk menu berbuka jam 17.00 WIB sudah didistribusikan ke asrama masing-masing.
Adi mengatakan dapur umum ini sengaja didirikan demi membantu anak-anak tersebut. Pemerintah juga menganjurkan untuk tidak mudik bagi warga demi mencegah penyebaran virus corona.
"Mereka mayoritas dari luar Pulau Jawa dan masih bertahan (di Kampung Inggris). Kami juga memberikan semangat ke teman-teman perantau, meskipun di perantauan mereka tidak sendirian," kata dia.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar yang ada di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri, diliburkan atau ditutup sementara waktu dengan tidak mengizinkan pengelola lembaga menerima siswa baru sebagai antisipasi penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.
Kebijakan untuk tidak menerima siswa atau pendatang baru di lokasi kursus di Kampung Inggris tersebut untuk penerimaan periode 25 Maret 2020.
Namun, untuk pembelajaran yang sudah berjalan tetap masih diizinkan, seperti biasanya. Setiap camp dan kelas juga diminta untuk menyediakan tempat cuci tangan dan sabun dengan air yang mengalir guna mengantisipasi penyebaran virus.
Di Kabupaten Kediri, data per Sabtu (25/4) jumlah orang tanpa gejala (OTG) yang terdata 381, orang dalam pemantauan (ODP) 493, pasien dalam pengawasan (PDP) 73, dan yang terkonfirmasi ada 21 orang, dimana 15 orang masih dirawat, dua orang sembuh, dan empat meninggal dunia.