Timika (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika, Papua, Rabu siang mengerahkan sejumlah personel rescue di perkampungan Pulau Karaka, Distrik Mimika Timur Jauh untuk mencari keberadaan seorang ibu rumah tangga bernama Letimina Hariatu (40) yang dilaporkan hilang diduga dimangsa buaya pada Selasa (28/4) petang.
Kepala Kantor SAR Timika Monce Brury kepada ANTARA di Timika, Rabu, mengatakan hingga Rabu petang upaya pencarian sudah dilakukan di sekitar perairan sungai Pulau Karaka dan Pelabuhan Amamapare, namun korban belum juga ditemukan.
Kantor SAR Timika mengerahkan empat personel rescue untuk mencari keberadaan korban menggunakan perahu karet bermesin 25 PK.
"Tim sudah kembali ke Timika dengan hasil nihil. Esok pagi tim akan kembali ke sana untuk melakukan pencarian dengan menyisir pinggir alur sungai. Pencarian ini cukup sulit lantaran sungai di sekitar itu lebar-lebar," kata Monce.
Berdasarkan informasi awal yang diterima Kantor SAR Timika, korban diketahui dimangsa buaya saat sedang mencuci kepiting bakau (dalam bahasa setempat disebut karaka) di pinggir sungai.
Tim yang diberangkatkan ke Kampung Pulau Karaka pada Rabu pagi meminta kejelasan informasi itu dari kepala kampung maupun keluarga terdekat korban yaitu suami dan anaknya.
"Berdasarkan keterangan dari suami dan anaknya, mereka memang sempat melihat korban diterkam buaya saat sedang mencuci karaka di pinggir sungai. Korban sempat berusaha melawan, namun tertahan di akar pohon bakau. Tidak lama setelah itu korban seketika ke dalam sungai," jelas Monce.
Kantor SAR Timika, katanya, baru pertama kali menghadapi kasus adanya korban diterkam atau dimangsa buaya.
Meski merasa pesimistis korban nantinya bisa ditemukan kembali, namun Kantor SAR Timika tetap berupaya melakukan pencarian maksimal.
"Jujur saja kami baru menghadapi kasus seperti ini. Tim kami tetap berupaya melakukan pencarian semaksimal mungkin sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawab kami kepada keluarga. Kalaupun pada akhirnya pencarian tidak berhasil, yang terpenting kami sudah berupaya," ujarnya.
Sehubungan dengan kejadian tersebut, Kantor SAR Timika meminta warga di wilayah pesisir pantai Mimika yang selama ini menggantungkan hidup dari mencari kepiting bakau di pinggir sungai agar lebih berhati-hati.
Warga Kampung Pulau Karaka selama ini menggantungkan hidup dari pekerjaan mencari ikan di sungai serta kepiting bakau.
Ikan dan kepiting yang mereka peroleh dijual di sekitar kawasan Pelabuhan Amamapare yang merupakan pelabuhan pengapalan konsentrat dan pelabuhan kargo barang PT Freeport Indonesia. Sebagian lagi hasil produksi nelayan lokal itu dipasarkan di Kota Timika.
Kepala Kantor SAR Timika Monce Brury kepada ANTARA di Timika, Rabu, mengatakan hingga Rabu petang upaya pencarian sudah dilakukan di sekitar perairan sungai Pulau Karaka dan Pelabuhan Amamapare, namun korban belum juga ditemukan.
Kantor SAR Timika mengerahkan empat personel rescue untuk mencari keberadaan korban menggunakan perahu karet bermesin 25 PK.
"Tim sudah kembali ke Timika dengan hasil nihil. Esok pagi tim akan kembali ke sana untuk melakukan pencarian dengan menyisir pinggir alur sungai. Pencarian ini cukup sulit lantaran sungai di sekitar itu lebar-lebar," kata Monce.
Berdasarkan informasi awal yang diterima Kantor SAR Timika, korban diketahui dimangsa buaya saat sedang mencuci kepiting bakau (dalam bahasa setempat disebut karaka) di pinggir sungai.
Tim yang diberangkatkan ke Kampung Pulau Karaka pada Rabu pagi meminta kejelasan informasi itu dari kepala kampung maupun keluarga terdekat korban yaitu suami dan anaknya.
"Berdasarkan keterangan dari suami dan anaknya, mereka memang sempat melihat korban diterkam buaya saat sedang mencuci karaka di pinggir sungai. Korban sempat berusaha melawan, namun tertahan di akar pohon bakau. Tidak lama setelah itu korban seketika ke dalam sungai," jelas Monce.
Kantor SAR Timika, katanya, baru pertama kali menghadapi kasus adanya korban diterkam atau dimangsa buaya.
Meski merasa pesimistis korban nantinya bisa ditemukan kembali, namun Kantor SAR Timika tetap berupaya melakukan pencarian maksimal.
"Jujur saja kami baru menghadapi kasus seperti ini. Tim kami tetap berupaya melakukan pencarian semaksimal mungkin sebagai bentuk perhatian dan tanggung jawab kami kepada keluarga. Kalaupun pada akhirnya pencarian tidak berhasil, yang terpenting kami sudah berupaya," ujarnya.
Sehubungan dengan kejadian tersebut, Kantor SAR Timika meminta warga di wilayah pesisir pantai Mimika yang selama ini menggantungkan hidup dari mencari kepiting bakau di pinggir sungai agar lebih berhati-hati.
Warga Kampung Pulau Karaka selama ini menggantungkan hidup dari pekerjaan mencari ikan di sungai serta kepiting bakau.
Ikan dan kepiting yang mereka peroleh dijual di sekitar kawasan Pelabuhan Amamapare yang merupakan pelabuhan pengapalan konsentrat dan pelabuhan kargo barang PT Freeport Indonesia. Sebagian lagi hasil produksi nelayan lokal itu dipasarkan di Kota Timika.