Wamena (ANTARA) - Menata kawasan religius di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua sulit dikelola atau dijadikan objek wisata karena adanya kekhawatiran warga setempat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya Enggelbert Sorabut di Wamen, Senin, mengatakan masih dilakukan pendekatan dengan masyarakat agar kawasan religius dipromosikan sebagai objek wisata.

"Masyarakat yang tidak setuju, ini karena berhubung dengan persoalan keyakinan. Itu kekhawatiran mereka. Padahal seharusnya tidak harus dikhawatirkan jika hendak dikelola sebagai objek wisata," katanya.

Ia mengakatan Jayawijaya memiliki beberapa kawasan religius yang baik untuk dijadikan objek wisata. Tetapi belum dikembangkan sehingga tidak memberikan kontribusi untuk mendorong kesejahteraan masyarakat.

Enggelbert Sorabut mengatakan pemerintah masih terus berusaha menyadarkan masyarakat tentang manfaat lain pengelolaan kawasan religius tersebut.

"Itu yang sering kami upayakan menyadarkan pemilik ulayat bahwa bagian ini penting, kita bisa kembangkan, dengan tujuan sekaligus lestarikan dan menghasilkan nilai ekonomi," katanya.

Ia mencontohkan beberapa objek yang telah dikelola dengan baik misalnya mumi maupun pasir putih. 

Pemerintah juga mendorong pengelola kawasan objek wisata yang sudah berjalan baik agar memberikan sumbangsi berupa pajak dan retribusi daerah.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024