Wamena (ANTARA) - Tingkat kesadaran warga untuk menggunakan masker di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua untuk mencegah penularan virus corona ( COVID-19) masih rendah.

Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dokter Willy Mambieuw di Wamena, Kamis, mengatakan secara keseluruhan kesadaran penggunaan masker belum baik.

"Sampai sekarang secara umum belum. Ada yang pakai tapi tidak sampai di batas hidung, hanya sebatas mulut saja. Ada yang pakai sebatas dagu saja. Bahkan ada yang tidak pakai sama sekali," katanya.

Ia berpendapat rendahnya tingkat penggunaan masker disebabkan karena masyarakat merasa kurang nyaman.

"Jadi mereka masih mengganggap masker itu mungkin menghalangi mereka punya gerak-gerik, atau menghalangi pernapasan dan segala macam, padahal ini salah satu protokol kesehatan anjuran pemerintah untuk mencegah penularan virus corona,"katanya.

Dinkes Jayawijaya terus mendorong penggunaan masker di masyarakat, dengan mewajibkan pegunjung puskesmas atau rumah sakit selalu menggunakan masker. Jika tidak menggunakan masker tidak diizinkan masuk.

"Ini bukan bagian dari kampanye penggunaan masker karena sudah lama kita wajibkan pencegahan COVID-19 misalnya cuci tangan dan pakai masker, tetapi masih ada saja yang belum pakai masker," katanya.

Ia mengatakan di beberapa daerah lain di luar Jayawijaya, diberikan sanksi tegas bagi pelanggar protokol COVID-19 seperti menyapu jalan atau menggunakan baju bertuliskan orang kepala batu (OKB).

Seorang warga Jayawijaya, Imanuel, mengatakan penggunaan masker merupakan hal baru bagi masyarakat di wilayah itu, sehingga membutuhkan waktu untuk masyarakat beradaptasi.

"Kalau di Jawa sana kan orang sering pakai masker karena polusi, sehingga mereka terbiasa. Kalau di sini, pakai masker itu hal baru," katanya.

Berdasarkan pantauan Antara, tingkat penggunaan masker di masyarakat Jayawijaya memang sangat rendah, baik di pusat kota maupun di kampung-kampung. Rata-rata masker hanya digunakan oleh pegawai atau pekerja kantoran.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024