Jakarta (ANTARA) - Lewis Hamilton pada Kamis mengungkapkan ia tidak akan memboikot gelaran Grand Prix Belgia pada Minggu nanti menyusul gelombang protes atlet di Amerika Serikat terkait insiden penembakan Jacob Blake, warga berkulit hitam, oleh polisi setempat.
Di AS, tim bola basket NBA Milwaukee Bucks memulai boikot ketika mereka menolak memainkan laga playoff pada Rabu sedangkan sejumlah klub lain mengikuti langkah klub yang bermarkas di Wisconsin itu untuk menunjukkan solidaritas di antara para atlet.
Protes tersebut kemudian menular ke liga bisbol nasional MLB, liga sepak bola MLS, dan kompetisi bola basket putri WNBA. Selain itu, juara Grand Slam dua kali Naomi Osaka juga menarik diri dari turnamen Western & Southern Open setelah mencapai semifinal.
Dalam insiden penembakan oleh polisi yang terekam video itu, Jacob Blake ditembak di pungungnya dari jarak dekat oleh polisi kulit putih sehingga memicu gelombang protes dari warga AS.
"Pertama, aku rasa luar biasa apa yang dilakukan banyak pihak di AS sana dengan olahraga mereka hingga mencapai penyelenggaranya," kata Hamilton seperti dikutip Reuters.
"Tapi itu di Amerika dan aku tidak tahu apakah jika aku melakukan itu di sini akan memiliki dampak tertentu,
"Kami di Belgia, kami tidak di Amerika Serikat."
Juara dunia enam kali itu selama ini menjadi salah satu pebalap yang vokal menyuarakan dukungan kepada kampanye untuk mengakhiri ketidakadilan rasial yang telah tersebar secara global menyusul kematian George Floyd pada 25 Mei lalu yang tewas akibat kebrutalan polisi Minneapolis.
Hamilton bersama sejumlah pebalap F1 selalu berlutut setiap jelang balapan dan mengenakan kaus bertuliskan "Black Lives Matter", yang juga terdapat di helmnya.
"Aku mendukung upaya mereka, mencoba apa yang aku bisa di sini," kata Hamilton terkait boikot para atlet di AS.
"Aku tidak tahu bagaimana, tidak menjalani balapan... ini akan tetap berjalan. Tapi... aku akan bicara dengan Formula 1 untuk melihat apa lagi yang bisa kami lakukan untuk terus meningkatkan kesadaran dan terus membantu mendorong (keadilan rasial)."
Di AS, tim bola basket NBA Milwaukee Bucks memulai boikot ketika mereka menolak memainkan laga playoff pada Rabu sedangkan sejumlah klub lain mengikuti langkah klub yang bermarkas di Wisconsin itu untuk menunjukkan solidaritas di antara para atlet.
Protes tersebut kemudian menular ke liga bisbol nasional MLB, liga sepak bola MLS, dan kompetisi bola basket putri WNBA. Selain itu, juara Grand Slam dua kali Naomi Osaka juga menarik diri dari turnamen Western & Southern Open setelah mencapai semifinal.
Dalam insiden penembakan oleh polisi yang terekam video itu, Jacob Blake ditembak di pungungnya dari jarak dekat oleh polisi kulit putih sehingga memicu gelombang protes dari warga AS.
"Pertama, aku rasa luar biasa apa yang dilakukan banyak pihak di AS sana dengan olahraga mereka hingga mencapai penyelenggaranya," kata Hamilton seperti dikutip Reuters.
"Tapi itu di Amerika dan aku tidak tahu apakah jika aku melakukan itu di sini akan memiliki dampak tertentu,
"Kami di Belgia, kami tidak di Amerika Serikat."
Juara dunia enam kali itu selama ini menjadi salah satu pebalap yang vokal menyuarakan dukungan kepada kampanye untuk mengakhiri ketidakadilan rasial yang telah tersebar secara global menyusul kematian George Floyd pada 25 Mei lalu yang tewas akibat kebrutalan polisi Minneapolis.
Hamilton bersama sejumlah pebalap F1 selalu berlutut setiap jelang balapan dan mengenakan kaus bertuliskan "Black Lives Matter", yang juga terdapat di helmnya.
"Aku mendukung upaya mereka, mencoba apa yang aku bisa di sini," kata Hamilton terkait boikot para atlet di AS.
"Aku tidak tahu bagaimana, tidak menjalani balapan... ini akan tetap berjalan. Tapi... aku akan bicara dengan Formula 1 untuk melihat apa lagi yang bisa kami lakukan untuk terus meningkatkan kesadaran dan terus membantu mendorong (keadilan rasial)."