Timika (ANTARA) - Keuskupan Timika, Papua hingga kini belum bisa memberikan tanggapan resmi terkait kasus penembakan yang menimpa seorang petugas pastoral Gereja Katolik di Domogau, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada Rabu (7/10).
Administratur Diosesan Timika Pastor Marthin Kuayo Pr kepada Antara di Timika, Kamis, mengatakan jajarannya masih menunggu laporan resmi dari Pastor Paroki Bilogai terkait peristiwa penembakan terhadap seorang pewarta bernama Agustinus Duwitau itu.
"Kami masih menunggu laporan resmi dari pastor paroki setempat, kami sudah mengontak yang bersangkutan untuk membuatkan kronologisnya. Yang jelas, kami akan membuat pernyataan resmi untuk disebarluaskan melalui media massa terkait kasus itu setelah menerima informasi yang akurat dari petugas kami di lapangan, bukan karena mendengar cerita dari orang lain," Pastor Marthin.
Pastor Marthin yang juga menjabat Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Timika itu mengatakan Keuskupan Timika tidak mengirim tim khusus untuk melakukan investigasi atas kasus itu.
"Tidak ada tim khusus dari Timika karena kami sudah punya petugas gereja di sana yang akan memberikan laporan secara lengkap," katanya.
Agustinus Duwitau yang sehari-hari bertugas sebagai Pewarta Gereja Katolik di Stasi Emondi, Paroki Bilogaidi, Kabupaten Intan Jaya pada Rabu (7/10) dilaporkan tertembak di daerah Domogau, Distrik Sugapa.
Humas Pemkab Intan Jaya melaporkan bahwa korban tertembak sekitar pukul 07.00 WIT saat tengah dalam perjalanan dari Pusat Paroki Bilogai menuju Stasi Emondi.
Korban mengantongi surat pengantar dari gereja setempat yang selalu dibawa apabila bepergian melakukan pelayanan ke stasi-stasi.
Saat terkena tembakan peluru di punggung kirinya, korban berusaha menyelamatkan diri ke Kali Wabu, Domogau.
Tim medis kemudian mengevakuasi korban dengan mobil ambulans menuju RSUD Sugapa untuk menjalani perawatan intensif.
Mendengar berita itu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni bersama Ketua DPRD setempat Panius Wonda dan anggota dewan lainnya Thomas Sondegau segera bertolak ke RSUD Sugapa untuk menjenguk korban.
Korban rencananya akan dievakuasi ke Nabire untuk menjalani perawatan lanjutan di RSUD Nabire.
Terkait makin maraknya kasus penembakan di wilayah Intan Jaya akhir-akhir ini, Bupati Natalis Tabuni mengatakan akan segera melakukan koordinasi dengan pihak aparat TNI dan Polri di wilayah itu.
Natalis mengimbau warga Sugapa agar tetap tenang dan tidak keluar malam di atas pukul 18.00 WIT, guna menghindari ancaman keamanan.
"Sesuai imbauan tertulis dari Pemkab Intan Jaya bersama TNI dan Polri untuk tidak keluar malam di atas jam 18.00 WIT dan tidak boleh bepergian sendiri. Tidak boleh bawa senapan angin, kalau mau bepergian beri tahu petugas. tetap waspada karena Intan Jaya belum pulih sepenuhnya," imbau Tabuni.
Belum lama berselang, tepatnya pada 19 September lalu, Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Hitadipa, Pendeta Yeremias Zanambani tewas tertembak di lokasi pemondokannya tempat beternak babi.
Terkait kasus itu, saat ini Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) sedang menuju Intan Jaya untuk melakukan investigasi.
Administratur Diosesan Timika Pastor Marthin Kuayo Pr kepada Antara di Timika, Kamis, mengatakan jajarannya masih menunggu laporan resmi dari Pastor Paroki Bilogai terkait peristiwa penembakan terhadap seorang pewarta bernama Agustinus Duwitau itu.
"Kami masih menunggu laporan resmi dari pastor paroki setempat, kami sudah mengontak yang bersangkutan untuk membuatkan kronologisnya. Yang jelas, kami akan membuat pernyataan resmi untuk disebarluaskan melalui media massa terkait kasus itu setelah menerima informasi yang akurat dari petugas kami di lapangan, bukan karena mendengar cerita dari orang lain," Pastor Marthin.
Pastor Marthin yang juga menjabat Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Timika itu mengatakan Keuskupan Timika tidak mengirim tim khusus untuk melakukan investigasi atas kasus itu.
"Tidak ada tim khusus dari Timika karena kami sudah punya petugas gereja di sana yang akan memberikan laporan secara lengkap," katanya.
Agustinus Duwitau yang sehari-hari bertugas sebagai Pewarta Gereja Katolik di Stasi Emondi, Paroki Bilogaidi, Kabupaten Intan Jaya pada Rabu (7/10) dilaporkan tertembak di daerah Domogau, Distrik Sugapa.
Humas Pemkab Intan Jaya melaporkan bahwa korban tertembak sekitar pukul 07.00 WIT saat tengah dalam perjalanan dari Pusat Paroki Bilogai menuju Stasi Emondi.
Korban mengantongi surat pengantar dari gereja setempat yang selalu dibawa apabila bepergian melakukan pelayanan ke stasi-stasi.
Saat terkena tembakan peluru di punggung kirinya, korban berusaha menyelamatkan diri ke Kali Wabu, Domogau.
Tim medis kemudian mengevakuasi korban dengan mobil ambulans menuju RSUD Sugapa untuk menjalani perawatan intensif.
Mendengar berita itu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni bersama Ketua DPRD setempat Panius Wonda dan anggota dewan lainnya Thomas Sondegau segera bertolak ke RSUD Sugapa untuk menjenguk korban.
Korban rencananya akan dievakuasi ke Nabire untuk menjalani perawatan lanjutan di RSUD Nabire.
Terkait makin maraknya kasus penembakan di wilayah Intan Jaya akhir-akhir ini, Bupati Natalis Tabuni mengatakan akan segera melakukan koordinasi dengan pihak aparat TNI dan Polri di wilayah itu.
Natalis mengimbau warga Sugapa agar tetap tenang dan tidak keluar malam di atas pukul 18.00 WIT, guna menghindari ancaman keamanan.
"Sesuai imbauan tertulis dari Pemkab Intan Jaya bersama TNI dan Polri untuk tidak keluar malam di atas jam 18.00 WIT dan tidak boleh bepergian sendiri. Tidak boleh bawa senapan angin, kalau mau bepergian beri tahu petugas. tetap waspada karena Intan Jaya belum pulih sepenuhnya," imbau Tabuni.
Belum lama berselang, tepatnya pada 19 September lalu, Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Hitadipa, Pendeta Yeremias Zanambani tewas tertembak di lokasi pemondokannya tempat beternak babi.
Terkait kasus itu, saat ini Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) sedang menuju Intan Jaya untuk melakukan investigasi.