Jakarta (ANTARA) - Klub-klub Liga Inggris sepakat menolak rencana "Project Big Picture" radikal untuk merestrukturisasi sepak bola Inggris.
Di bawah rencana yang didukung oleh Liverpool dan Manchester United tersebut, jumlah tim peserta kompetisi strata tertinggi Inggris akan dipangkas dari 20 menjadi 18 tim dan Piala Liga dihilangkan.
Selain itu, kekuatan yang lebih besar akan diberikan kepada klub-klub terbesar untuk ditukar dengan paket finansial dan pendapatan hak siar yang lebih besar untuk English Football League (EFL).
Meski didukung oleh mayoritas klub EFL, rencana itu dikritik oleh pemerintah Inggris, FA, operator Liga Inggris, dan kelompok-kelompok penggemar.
"Seluruh klub Liga Inggris yang berjumlah 20 pada hari ini sepakat bahwa Liga Inggris atau FA tidak akan mendukung "Project Big Picture," demikian pernyataan operator Liga Inggris dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Para pemangku kepentingan Liga Inggris setuju untuk mengerjakan rencana strategis untuk sepak bola Inggris, untuk memastikan piramida sepak bola yang bersemangat, kompetitif, dan berkelanjutan, serta menawarkan paket penyelamatan.
Project Big Picture, yang digaungkan chairman EFL Rick Parry, dianggap sebagai upaya pengambil alihan kekuatan dari "Enam Besar" Liga Inggris, termasuk Arsenal, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham Hotspur.
Klub-klub itu beserta tiga anggota lama strata tertinggi Inggris, yakni Everton, Southampton, dan West Ham United, akan harus menyerahkan kekuatan untuk meloloskan atau menggagalkan perubahan-perubahan peraturan.
Berbicara kepada Komite Parlemen Digital, Kebudayaan, Media, dan Olahraga, Sekretaris Kebudayaan Oliver Dowden mengatakan rencana-rencana itu cenderung "pilih kasih" kepada klub-klub enam besar.
Komentar Dowden keluar setelah Ketua FA Greg Clarke mengatakan pemisahan (breakaway) dari Liga Inggris merupakan ancaman saat melakukan dialog mengenai rencana-rencana lain.
Pada surat yang ditujukan kepada Dewan FA, Clarke mengatakan ia ambil bagian pada diskusi-diskusi awal sebelum memutuskan keluar saat ia merasa tujuannya adalah "konsentrasi kekuatan dan kekayaan di tangan sejumlah kecil klub, dengan liga breakaway dipandang sebagai ancaman.
Tekanan finansial
Pemerintah memberi tekanan kepada klub-klub Liga Inggris untuk menyelamatkan klub-klub liga rendah, yang menghadapi kebangkrutan akibat tidak dapat mendatangkan penonton ke stadion.
Paket penyelamatan senilai 50 juta pound dalam bentuk donasi dan pinjaman tanpa bunga bagi klub-klub di League One dan League Two telah disepakati pada Rabu.
Namun tidak ada "bailout" yang telah disepakati untuk klub-klub Championship. Tidak seperti League One dan League Two, klub-klub Championship tidak menetapkan batas gaji maksimal.
Klub-klub Liga Inggris lantas melihat ada kesempatan untuk meminta pemerintah melonggarkan larangan kehadiran penonton terkait COVID-19.
Rencana-rencana agar para penonton dapat kembali ke stadion pada Oktober sedang ditangguhkan, setelah kasus infeksi di Inggris kembali meningkat yang memicu dilakukannya "lockdown" di seantero Britania.
"Klub-klub League One dan League Two lebih mengandalkan pemasukan dari hari pertandingan dan memiliki sumber daya yang lebih sedikit dibanding klub-klub Liga Inggris dan Championship, dan oleh sebab itu memiliki risiko lebih besar, khususnya saat para penggemar tidak dapat menghadiri pertandigan," demikian pernyataan Liga Inggris.
"Sepak bola tidak lagi sama tanpa keberadaan para penonton dan ekonomi sepak bola tidak dapat bertahan tanpa mereka. Liga Inggris dan seluruh klub kami tetap berkomitmen agar para penggemar dapat kembali ke stadion sesegera mungkin," tambahnya.
Di bawah rencana yang didukung oleh Liverpool dan Manchester United tersebut, jumlah tim peserta kompetisi strata tertinggi Inggris akan dipangkas dari 20 menjadi 18 tim dan Piala Liga dihilangkan.
Selain itu, kekuatan yang lebih besar akan diberikan kepada klub-klub terbesar untuk ditukar dengan paket finansial dan pendapatan hak siar yang lebih besar untuk English Football League (EFL).
Meski didukung oleh mayoritas klub EFL, rencana itu dikritik oleh pemerintah Inggris, FA, operator Liga Inggris, dan kelompok-kelompok penggemar.
"Seluruh klub Liga Inggris yang berjumlah 20 pada hari ini sepakat bahwa Liga Inggris atau FA tidak akan mendukung "Project Big Picture," demikian pernyataan operator Liga Inggris dalam pernyataan yang dikutip AFP.
Para pemangku kepentingan Liga Inggris setuju untuk mengerjakan rencana strategis untuk sepak bola Inggris, untuk memastikan piramida sepak bola yang bersemangat, kompetitif, dan berkelanjutan, serta menawarkan paket penyelamatan.
Project Big Picture, yang digaungkan chairman EFL Rick Parry, dianggap sebagai upaya pengambil alihan kekuatan dari "Enam Besar" Liga Inggris, termasuk Arsenal, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham Hotspur.
Klub-klub itu beserta tiga anggota lama strata tertinggi Inggris, yakni Everton, Southampton, dan West Ham United, akan harus menyerahkan kekuatan untuk meloloskan atau menggagalkan perubahan-perubahan peraturan.
Berbicara kepada Komite Parlemen Digital, Kebudayaan, Media, dan Olahraga, Sekretaris Kebudayaan Oliver Dowden mengatakan rencana-rencana itu cenderung "pilih kasih" kepada klub-klub enam besar.
Komentar Dowden keluar setelah Ketua FA Greg Clarke mengatakan pemisahan (breakaway) dari Liga Inggris merupakan ancaman saat melakukan dialog mengenai rencana-rencana lain.
Pada surat yang ditujukan kepada Dewan FA, Clarke mengatakan ia ambil bagian pada diskusi-diskusi awal sebelum memutuskan keluar saat ia merasa tujuannya adalah "konsentrasi kekuatan dan kekayaan di tangan sejumlah kecil klub, dengan liga breakaway dipandang sebagai ancaman.
Tekanan finansial
Pemerintah memberi tekanan kepada klub-klub Liga Inggris untuk menyelamatkan klub-klub liga rendah, yang menghadapi kebangkrutan akibat tidak dapat mendatangkan penonton ke stadion.
Paket penyelamatan senilai 50 juta pound dalam bentuk donasi dan pinjaman tanpa bunga bagi klub-klub di League One dan League Two telah disepakati pada Rabu.
Namun tidak ada "bailout" yang telah disepakati untuk klub-klub Championship. Tidak seperti League One dan League Two, klub-klub Championship tidak menetapkan batas gaji maksimal.
Klub-klub Liga Inggris lantas melihat ada kesempatan untuk meminta pemerintah melonggarkan larangan kehadiran penonton terkait COVID-19.
Rencana-rencana agar para penonton dapat kembali ke stadion pada Oktober sedang ditangguhkan, setelah kasus infeksi di Inggris kembali meningkat yang memicu dilakukannya "lockdown" di seantero Britania.
"Klub-klub League One dan League Two lebih mengandalkan pemasukan dari hari pertandingan dan memiliki sumber daya yang lebih sedikit dibanding klub-klub Liga Inggris dan Championship, dan oleh sebab itu memiliki risiko lebih besar, khususnya saat para penggemar tidak dapat menghadiri pertandigan," demikian pernyataan Liga Inggris.
"Sepak bola tidak lagi sama tanpa keberadaan para penonton dan ekonomi sepak bola tidak dapat bertahan tanpa mereka. Liga Inggris dan seluruh klub kami tetap berkomitmen agar para penggemar dapat kembali ke stadion sesegera mungkin," tambahnya.