Timika (ANTARA) - Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Provinsi Papua mengklaim terjadi penurunan temuan kasus baru COVID-19 di wilayah itu dari sebelumnya berjumlah 556 kasus menjadi 400 kasus hingga akhir Oktober 2020.

"Dalam masa adaptasi kebiasaan baru untuk periode dua pekan terakhir memang terjadi penurunan kasus COVID-19 yang sangat bermakna di Mimika," kata Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Minggu.

Sejalan dengan itu, katanya, tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Mimika juga mengalami lonjakan yang sangat signifikan.

Saat ini tercatat sudah 1.695 warga Mimika sembuh dari COVID-19 dari total kumulatif kasus sebanyak 2.380 orang, sementara kasus kematian di Mimika akibat infeksi COVID-19 tercatat 24 orang. Adapun kasus aktif COVID-19 di Mimika saat ini tercatat sebanyak 661 orang.

Menurut Reynold, pasien sembuh COVID-19 di Mimika tidak saja terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit, tetapi juga terjadi pada pasien yang menjalani program isolasi terpusat di shelter Wisma Atlet Mimika Sport Complex dan isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan melekat oleh Puskesmas terdekat.

"Kami terus mencoba untuk melakukan integrasi pelayanan pasien COVID-19 di Mimika agar ke depan penanganannya tidak lagi eksklusif," kata Reynold.

Sehubungan dengan itu, lima Puskesmas di wilayah Kota Timika yang merupakan zona merah penularan COVID-19 yaitu Puskesmas Timika, Puskesmas Pasar Sentral, Puskesmas Wania, Puskesmas Jile Yale dan Puskesmas Timika Jaya juga dipersiapkan untuk ikut menangani pasien COVID-19.

"Kami minta di setiap Puskesmas itu diatur zonasinya, mana ruangan zona merah, mana ruangan zona kuning dan mana ruangan zona hijau. Seperti ruangan UGD, itu pasti zona merah karena orang yang datang dengan gejala sesak nafas pasti akan dilayani di situ. Demikian pun dengan ruangan poli gigi dan mulut. Petugas yang menangani wajib mengenakan APD level tiga. Pengendalian infeksi juga harus diperhatikan," kata Reynold.

Lima Puskesmas tersebut juga kini didorong untuk melakukan deteksi awal kasus COVID-19 di wilayah kerjanya berdasarkan tanda dan gejala.

"Terutama Puskesmas Jile Yale dan Puskesmas Wania karena kasus COVID-19 terbanyak maka mereka mulai menjaring kasus-kasus berdasarkan tanda dan gejala yaitu batuk pilek, demam dan memiliki riwayat kontak dengan pasien serta bagi pelaku perjalanan dari luar daerah," jelasnya.

Deteksi kasus COVID-19 yaitu dengan melakukan pemeriksaan cepat antigen dimana jika dinyatakan reaktif maka akan dirujuk lebih lanjut ke tim swab Dinkes Mimika yang bertugas di Wisma Atlet Mimika Sport Complex.

Melalui keterlibatan aktif Puskesmas untuk ikut menangani pasien COVID-19 di Mimika maka saat ini beban kerja di RSUD Mimika sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di wilayah itu semakin berkurang.

Reynold mengatakan saat ini hanya ada 33 pasien COVID-19 yang dirawat di ruangan isolasi RSUD Mimika. Sementara lebih dari 400 pasien lain menjalani program isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan melekat oleh petugas Puskesmas terdekat.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024