Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom minta pabrik ubi jalar milik Pemprov Papua yang terbengkalai sejak dibangun tahun 2010 dan berada di Kampung Arsopuro segera difungsikan.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom Ridwan Rumasukun di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya ingin memanfaatkan bangunan yang terletak di Distrik Skamto tersebut untuk para petani.
"Ada potensi yang besar bila aset milik Pemprov Papua ini dimanfaatkan oleh petani, terlebih luas areanya mencapai 10 hektare. Intinya bagaimana dapat digunakan demi kepentingan masyarakat," katanya.
Pihaknya mengharapkan aset ini bisa dipinjam pakai oleh masyarakat Keerom, apalagi kini singkong dan betatas jumlahnya sangat melimpah sehingga pabrik bisa dialihfungsikan.
"Sangat disayangkan, sudah adanya beberapa mesin pengolahan ubi jalar tidak termanfaatkan karena nilai ekonomisnya sangat tinggi," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta koperasi petani yang ingin memanfaatkan aset tersebut bisa segera melayangkan surat kepada Pemprov Papua, DPRD, dan Pemkab Keerom akan membuat surat dukungan.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Keerom Bambang Wijianto mengatakan kini masyarakat di kawasan Arso 4 dan 12 tengah giat menanam jagung dan singkong sehingga bila aset itu bisa dipinjamkan maka produktifitas petani bisa ditingkatkan.
"Kami berharap ini bisa digunakan dan difungsikan sesuai peruntukannya atau di-review peruntukannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di mana kini masyarakat memiliki perkebunan singkong yang melimpah sehingga bisa digunakan sebagai pabrik singkong dan ini akan dapat mengisi kebutuhan tepung di Papua," katanya.
Dia menambahkan pembangunan pabrik tersebut dimulai sejak 2008 berupa pelepasan tanah seluas 10 hektare dan dilanjutkan pembangunan gedung tahun 2017, pemasangan pagar dan jalan masuk pada 2019. Sementara peralatan mesin yang ada,belum pernah difungsikan dan mesin tersebut bantuan dari Kementerian Perindustrian pada 2010.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom Ridwan Rumasukun di Jayapura, Selasa, mengatakan pihaknya ingin memanfaatkan bangunan yang terletak di Distrik Skamto tersebut untuk para petani.
"Ada potensi yang besar bila aset milik Pemprov Papua ini dimanfaatkan oleh petani, terlebih luas areanya mencapai 10 hektare. Intinya bagaimana dapat digunakan demi kepentingan masyarakat," katanya.
Pihaknya mengharapkan aset ini bisa dipinjam pakai oleh masyarakat Keerom, apalagi kini singkong dan betatas jumlahnya sangat melimpah sehingga pabrik bisa dialihfungsikan.
"Sangat disayangkan, sudah adanya beberapa mesin pengolahan ubi jalar tidak termanfaatkan karena nilai ekonomisnya sangat tinggi," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta koperasi petani yang ingin memanfaatkan aset tersebut bisa segera melayangkan surat kepada Pemprov Papua, DPRD, dan Pemkab Keerom akan membuat surat dukungan.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Keerom Bambang Wijianto mengatakan kini masyarakat di kawasan Arso 4 dan 12 tengah giat menanam jagung dan singkong sehingga bila aset itu bisa dipinjamkan maka produktifitas petani bisa ditingkatkan.
"Kami berharap ini bisa digunakan dan difungsikan sesuai peruntukannya atau di-review peruntukannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di mana kini masyarakat memiliki perkebunan singkong yang melimpah sehingga bisa digunakan sebagai pabrik singkong dan ini akan dapat mengisi kebutuhan tepung di Papua," katanya.
Dia menambahkan pembangunan pabrik tersebut dimulai sejak 2008 berupa pelepasan tanah seluas 10 hektare dan dilanjutkan pembangunan gedung tahun 2017, pemasangan pagar dan jalan masuk pada 2019. Sementara peralatan mesin yang ada,belum pernah difungsikan dan mesin tersebut bantuan dari Kementerian Perindustrian pada 2010.