Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan produksi padi di wilayahnya menurun sepanjang periode bulan Januari hingga September 2020 sekitar 178,62 ribu ton gabah kering giling (GKG).
Kepala BPS Provinsi Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Senin, mengatakan produksi padi ini mengalami penurunan sekitar 37,51 ribu ton (17,36 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 216,13 ribu ton GKG.
"Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 26,95 ribu ton GKG," katanya.
Menurut Adriana, dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 205,58 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 29,76 ribu ton (12,65 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 235,34 ribu ton GKG.
"Sedangkan luas panen padi pada 2020 diperkirakan sebesar 52,71 ribu hektare mengalami penurunan sebanyak 1.419 hektare atau 2,62 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,13 ribu hektare," ujarnya.
Dia menjelaskan jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 116,78 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 16,91 ribu ton atau 12,65 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 133,68 ribu ton.
"Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada September, yaitu sebesar 68,87 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada Januari, yaitu sebesar 1,19 ribu ton," katanya lagi.
Dia menambahkan berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada April di mana kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Merauke.
"Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Boven Digoel," ujarnya lagi.
Kepala BPS Provinsi Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Senin, mengatakan produksi padi ini mengalami penurunan sekitar 37,51 ribu ton (17,36 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 216,13 ribu ton GKG.
"Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 26,95 ribu ton GKG," katanya.
Menurut Adriana, dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 205,58 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 29,76 ribu ton (12,65 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 235,34 ribu ton GKG.
"Sedangkan luas panen padi pada 2020 diperkirakan sebesar 52,71 ribu hektare mengalami penurunan sebanyak 1.419 hektare atau 2,62 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,13 ribu hektare," ujarnya.
Dia menjelaskan jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 116,78 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 16,91 ribu ton atau 12,65 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 133,68 ribu ton.
"Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada September, yaitu sebesar 68,87 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada Januari, yaitu sebesar 1,19 ribu ton," katanya lagi.
Dia menambahkan berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada April di mana kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Merauke.
"Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Boven Digoel," ujarnya lagi.