Wamena (ANTARA) - Guru di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua belum bisa menerapkan pendidikan karakter bagi siswa selama pandemi COVID-19 akibat keterbatasan tatap muka antara guru dan siswa.

Kepala SMK Yasores Ninabua Wamena Bernart S Maalangen saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat mengatakan dalam rangka penerapan pendidikan karakter, perlu tercipta pertemuan tatap muka untuk menilai sikap, perilaku anak dalam hal mendidik dan mengarahkan karakter dari yang kurang baik menjadi baik.

"Tentu ada nasihat yang disampaikan oleh guru maupun sekolah kaitannya dengan kesehatan, ini yang banyak kami terapkan dalam hal pembinaan-pembinaan, imbauan-imbauan. Kalau karakter berkaitan dengan sikap lainnya, itu tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu untuk pertemuan dan tatap muka," katanya.

Ia mengatakan pembinaan karakter yang biasanya juga dilakukan melalui kegiatan kepramukaan maupun ekstra kurikuler lainnya tidak maksimal akibat adanya pembatasan jumlah siswa yang hadir ke sekolah, namun pada tahun depan akan diupayakan agar pendidikan karakter siswa dapat terisi.

Bernart S Maalangen mengatakan selama pandemi COVID-19 pihaknya tidak menerapkan pembelajaran secara daring karena keterbatasan sarana pendukung.

"Daring tidak bisa kami laksanakan karena pada umumnya anak-anak tidak punya handphone. Lalu jaringan internet di sini juga susah sehingga kami putuskan semua kegiatan itu kita gunakan luar jaringan (luring)," katanya.

Pada pembelajaran luar jaringan itu, setiap minggu pihak sekolah memberikan modul kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, lalu dikumpulkan pada minggu berikutnya dan mengambil lagi modul baru.

"Tetapi pada luring ini anak-anak ada datang ke sekolah, jadi kelas satu dibagi jadwal setiap hari Senin, kelas dua Selasa, kelas 3 kebetulan mereka praktik selam dua hingga tiga bulan di lapangan," katanya.

Ia mengatakan sistem pembelajaran pada semester ini sudah selesai dan sebentar akan dilanjutkan dengan penerimaan rapor serta dilanjutkan dengan libur semester.

Rencananya pada tahun 2021 akan dilakukan pembelajaran tatap muka atau 50 persen kegiatan belajar mengajar melalui tatap muka. "Tinggal juknisnya seperti apa, itu yang kita sesuaikan," katanya.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024