Jakarta (ANTARA) - Sejumlah tokoh lintas agama menyerukan toleransi untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui silaturahim nasional lintas agama, Minggu.
"Salah satu ajaran pokok Islam ialah menjaga keamanan," kata perwakilan umat Islam Ketua Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta Syamsul Ma'arif melalui diskusi virtual yang dipantau di Jakarta.
Ia mengatakan pada dasarnya konteks aman satu akar dengan iman. Artinya, orang yang beriman kepada Allah SWT harus bisa menjaga rasa aman pula kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda salah satu cabang keimanan ialah menyingkirkan duri yang ada di tengah jalan. Dalam konteks kemasyarakatan, duri tersebut bisa berbentuk intoleran, radikalisme atau apa saja yang dapat mengganggu keamanan.
"Oleh sebab itu, duri-duri yang ada harus kita singkirkan terutama bagi tokoh agama. Itulah perintah Agama Islam," katanya.
Ketua DPW Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) DKI Jakarta, Pendeta Manuel E. Raintung mengatakan Indonesia dipenuhi dengan keberagaman dan latar belakang namun masih dapat akur dan mengakui keberadaan satu sama lain.
Menurut dia, dengan latar belakang bangsa yang pluralisme sejatinya bisa menjadikan Indonesia jauh lebih maju asalkan dirawat dengan baik.
"Oleh sebab itu, saya mengajak segenap elemen bangsa untuk membangun persaudaraan yang sejati," ujar dia.
Senada dengan dua tokoh tersebut, perwakilan umat Hindu Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI Purnawirawan Wisnu Bawa Tenaya mengajak semua elemen bangsa agar menjadi etika dan moral dan tidak saling hujat di media sosial atau lainnya.
Selain itu, setiap masyarakat juga harus bisa dan berani bertanggung jawab atas perbuatan, pikiran, ucapan maupun tindakan, katanya.
Ia mengatakan dengan mengedepankan saling menghargai maka tidak akan ada individu yang merasa lebih baik atau hebat dari orang lain.
Terakhir, ia mengajak semua anak bangsa agar terus memelihara keutuhan Indonesia. Hal itu dapat dimulai dari lingkaran terkecil yakni keluarga termasuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
"Salah satu ajaran pokok Islam ialah menjaga keamanan," kata perwakilan umat Islam Ketua Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta Syamsul Ma'arif melalui diskusi virtual yang dipantau di Jakarta.
Ia mengatakan pada dasarnya konteks aman satu akar dengan iman. Artinya, orang yang beriman kepada Allah SWT harus bisa menjaga rasa aman pula kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda salah satu cabang keimanan ialah menyingkirkan duri yang ada di tengah jalan. Dalam konteks kemasyarakatan, duri tersebut bisa berbentuk intoleran, radikalisme atau apa saja yang dapat mengganggu keamanan.
"Oleh sebab itu, duri-duri yang ada harus kita singkirkan terutama bagi tokoh agama. Itulah perintah Agama Islam," katanya.
Ketua DPW Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) DKI Jakarta, Pendeta Manuel E. Raintung mengatakan Indonesia dipenuhi dengan keberagaman dan latar belakang namun masih dapat akur dan mengakui keberadaan satu sama lain.
Menurut dia, dengan latar belakang bangsa yang pluralisme sejatinya bisa menjadikan Indonesia jauh lebih maju asalkan dirawat dengan baik.
"Oleh sebab itu, saya mengajak segenap elemen bangsa untuk membangun persaudaraan yang sejati," ujar dia.
Senada dengan dua tokoh tersebut, perwakilan umat Hindu Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI Purnawirawan Wisnu Bawa Tenaya mengajak semua elemen bangsa agar menjadi etika dan moral dan tidak saling hujat di media sosial atau lainnya.
Selain itu, setiap masyarakat juga harus bisa dan berani bertanggung jawab atas perbuatan, pikiran, ucapan maupun tindakan, katanya.
Ia mengatakan dengan mengedepankan saling menghargai maka tidak akan ada individu yang merasa lebih baik atau hebat dari orang lain.
Terakhir, ia mengajak semua anak bangsa agar terus memelihara keutuhan Indonesia. Hal itu dapat dimulai dari lingkaran terkecil yakni keluarga termasuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.