Timika (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Puncak, Papua AKBP Dicky Hermansyah Saragih memastikan tidak ada warga pendatang yang eksodus dari wilayah ini, sehubungan dengan adanya pernyataan 'siap perang' oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) seperti yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya.
"Sampai dengan saat ini tidak ada warga pendatang yang meninggalkan Kabupaten Puncak baik di Ilaga, Beoga, dan Sinak. Kebanyakan warga pendatang itu berprofesi sebagai pedagang. Pertokoan, kios di pasar-pasar tetap buka seperti biasanya," kata AKBP Saragih, di Timika, Jumat.
Kapolres Puncak menyebut situasi kamtibmas di wilayahnya sejak awal tahun 2021 hingga saat ini cukup kondusif, tanpa ada gangguan apa pun.
"Masyarakat di Kabupaten Puncak menjalankan aktivitas seperti biasanya. Mama-mama Papua tetap jualan di pasar, begitu juga masyarakat yang berkebun atau pun pegawai pemerintahan. Semuanya berjalan normal," katanya pula.
Hingga saat ini sejumlah faksi KKB diketahui bermarkas di wilayah Kabupaten Puncak, seperti di Ilaga dan Sinak.
Meski begitu, jajaran Polres Puncak terus membangun komunikasi persuasif dengan kelompok tersebut, agar tidak mengganggu situasi keamanan di wilayah Puncak.
"Kelompok itu memang sudah sejak lama ada di Puncak. Kami terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan mereka untuk bersama-sama menjaga keamanan di Puncak," kata AKBP Saragih.
Polres Puncak dibentuk sejak 2020 dan telah memiliki markas komando tetap yang pembangunannya dibantu oleh pemkab setempat melalui APBD 2020.
Saat ini personel polisi yang sudah ada di Polres Puncak sebanyak 120-an orang dari yang dibutuhkan sekitar 500 orang.
"Kami masih membutuhkan penambahan personel, sebab ke depan akan ada pengembangan pospol, pol subsektor maupun polsek. Saat ini polsek yang sudah aktif di Puncak baru tiga, yaitu Polsek Kota Ilaga, Polsek Beoga, dan Polsek Sinak," ujar AKBP Saragih.
Ia berharap ke depan akan ada penambahan personel di Polres Puncak, sebab tahun ini ada penerimaan sebanyak 2.000 calon bintara Polri di jajaran Polda Papua.
"Sampai dengan saat ini tidak ada warga pendatang yang meninggalkan Kabupaten Puncak baik di Ilaga, Beoga, dan Sinak. Kebanyakan warga pendatang itu berprofesi sebagai pedagang. Pertokoan, kios di pasar-pasar tetap buka seperti biasanya," kata AKBP Saragih, di Timika, Jumat.
Kapolres Puncak menyebut situasi kamtibmas di wilayahnya sejak awal tahun 2021 hingga saat ini cukup kondusif, tanpa ada gangguan apa pun.
"Masyarakat di Kabupaten Puncak menjalankan aktivitas seperti biasanya. Mama-mama Papua tetap jualan di pasar, begitu juga masyarakat yang berkebun atau pun pegawai pemerintahan. Semuanya berjalan normal," katanya pula.
Hingga saat ini sejumlah faksi KKB diketahui bermarkas di wilayah Kabupaten Puncak, seperti di Ilaga dan Sinak.
Meski begitu, jajaran Polres Puncak terus membangun komunikasi persuasif dengan kelompok tersebut, agar tidak mengganggu situasi keamanan di wilayah Puncak.
"Kelompok itu memang sudah sejak lama ada di Puncak. Kami terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan mereka untuk bersama-sama menjaga keamanan di Puncak," kata AKBP Saragih.
Polres Puncak dibentuk sejak 2020 dan telah memiliki markas komando tetap yang pembangunannya dibantu oleh pemkab setempat melalui APBD 2020.
Saat ini personel polisi yang sudah ada di Polres Puncak sebanyak 120-an orang dari yang dibutuhkan sekitar 500 orang.
"Kami masih membutuhkan penambahan personel, sebab ke depan akan ada pengembangan pospol, pol subsektor maupun polsek. Saat ini polsek yang sudah aktif di Puncak baru tiga, yaitu Polsek Kota Ilaga, Polsek Beoga, dan Polsek Sinak," ujar AKBP Saragih.
Ia berharap ke depan akan ada penambahan personel di Polres Puncak, sebab tahun ini ada penerimaan sebanyak 2.000 calon bintara Polri di jajaran Polda Papua.