Timika (ANTARA) - Umat Katolik Keuskupan Timika yang berada di Kota Timika dan Nabire sejak Senin siang mengumpulkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok untuk membantu warga yang kini mengungsi di Paroki Bilogai, Kabupaten Intan Jaya.
Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo Pr di Timika, Senin, mengatakan pihaknya telah menyurati paroki-paroki di Kota Timika dan Nabire untuk memobilisasi pengumpulan bahan kebutuhan pokok seperti beras dan lainnya yang akan dikirim ke Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
"Kami dari Keuskupan Timika meminta bantuan umat baik yang ada di Timika maupun di Nabire untuk menyumbangkan bahan makanan dan lainnya agar dapat membantu umat yang sangat membutuhkan di Bilogai, Intan Jaya," ujar Pastor Marthen.
Khusus di Timika, katanya, pengumpulan sumbangan bahan makanan itu bisa dilakukan di Gereja Katedral Tiga Raja dan gereja paroki yang ada di Kota Timika dan sekitarnya, sebagian lagi dapat dibawa langsung ke Kantor Keuskupan Timika, Kompleks Bobaigo, Kelurahan Timika Jaya SP2.
"Sekarang kami masih mengumpulkan sumbangan dari umat. Jika nantinya bahan makanan yang terkumpul sudah cukup banyak bisa mencapai satu kali penerbangan maka akan langsung kami kirim ke Sugapa, Intan Jaya menggunakan penerbangan dari Timika," jelasnya.
Pastor Marthen mengaku menerima laporan dari Pastor Paroki Bilogai, Intan Jaya yaitu Pastor Yustinus Rahangiar Pr soal banyaknya warga yang mengungsi ke pastoran dan gereja Paroki Bilogai sejak beberapa hari setelah terbunuhnya salah seorang warga di wilayah itu.
"Semua warga yang ada di sekitar Bilogai sekarang ini mengungsi ke pastoran dan gereja karena mereka takut menjadi sasaran penyisiran oleh aparat setelah seorang penjaga kios tertembak oleh TPN-OPM atau KKB. Laporan dari Pastor Paroki Bilogai, kini warga yang mengungsi ke pastoran dan Gereja Bilogai sekitar 600-an jiwa," ucapnya.
Mengingat warga yang mengungsi ke gereja cukup banyak, Pastor Yustinus Rahangiar sebagai pemimpin umat yang ada di wilayah itu cukup kerepotan dalam hal menyediakan makanan dan berbagai kebutuhan warga pengungsi tersebut.
"Di pastoran sebelumnya memang ada persediaan beras untuk anak asrama, namun karena warga pengungsi yang datang sangat banyak sehingga itu tidak mencukupi. Ada juga bantuan bahan makanan dari aparat TNI dan Polri, tapi itu juga tidak cukup untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama," jelasnya.
Keuskupan Timika menerima sumbangan bahan kebutuhan pokok dari Baznas Tanggap Bencana Kabupaten Mimika untuk membantu para pengungsi di Bilogai, Kabupaten Intan Jaya. (ANTARA/HO/Baznas Mimika)
Oleh karena merasa khawatir dengan keselamatan warga yang nekat kembali ke rumah mereka masing-masing untuk mencari bahan kebutuhan pokok dan bisa menjadi korban salah sasaran, Pastor Yustinus Rahangiar mengontak Keuskupan Timika untuk bisa segera mengirim bantuan ke Intan Jaya.
Kompleks pastoran Gereja Katolik Bilogai --termasuk di dalamnya gereja, rumah pastoran, dan rumah dinas-- saat ini dipadati oleh para pengungsi dari Desa Bilogai, Desa Kumlagupa, dan beberapa warga dari Desa Puyagiya.
Hingga saat ini kontak tembak antara aparat TNI dan Polri dengan KKB masih terus terjadi di Kabupaten Intan Jaya.
Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo Pr di Timika, Senin, mengatakan pihaknya telah menyurati paroki-paroki di Kota Timika dan Nabire untuk memobilisasi pengumpulan bahan kebutuhan pokok seperti beras dan lainnya yang akan dikirim ke Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
"Kami dari Keuskupan Timika meminta bantuan umat baik yang ada di Timika maupun di Nabire untuk menyumbangkan bahan makanan dan lainnya agar dapat membantu umat yang sangat membutuhkan di Bilogai, Intan Jaya," ujar Pastor Marthen.
Khusus di Timika, katanya, pengumpulan sumbangan bahan makanan itu bisa dilakukan di Gereja Katedral Tiga Raja dan gereja paroki yang ada di Kota Timika dan sekitarnya, sebagian lagi dapat dibawa langsung ke Kantor Keuskupan Timika, Kompleks Bobaigo, Kelurahan Timika Jaya SP2.
"Sekarang kami masih mengumpulkan sumbangan dari umat. Jika nantinya bahan makanan yang terkumpul sudah cukup banyak bisa mencapai satu kali penerbangan maka akan langsung kami kirim ke Sugapa, Intan Jaya menggunakan penerbangan dari Timika," jelasnya.
Pastor Marthen mengaku menerima laporan dari Pastor Paroki Bilogai, Intan Jaya yaitu Pastor Yustinus Rahangiar Pr soal banyaknya warga yang mengungsi ke pastoran dan gereja Paroki Bilogai sejak beberapa hari setelah terbunuhnya salah seorang warga di wilayah itu.
"Semua warga yang ada di sekitar Bilogai sekarang ini mengungsi ke pastoran dan gereja karena mereka takut menjadi sasaran penyisiran oleh aparat setelah seorang penjaga kios tertembak oleh TPN-OPM atau KKB. Laporan dari Pastor Paroki Bilogai, kini warga yang mengungsi ke pastoran dan Gereja Bilogai sekitar 600-an jiwa," ucapnya.
Mengingat warga yang mengungsi ke gereja cukup banyak, Pastor Yustinus Rahangiar sebagai pemimpin umat yang ada di wilayah itu cukup kerepotan dalam hal menyediakan makanan dan berbagai kebutuhan warga pengungsi tersebut.
"Di pastoran sebelumnya memang ada persediaan beras untuk anak asrama, namun karena warga pengungsi yang datang sangat banyak sehingga itu tidak mencukupi. Ada juga bantuan bahan makanan dari aparat TNI dan Polri, tapi itu juga tidak cukup untuk bertahan dalam waktu yang cukup lama," jelasnya.
Oleh karena merasa khawatir dengan keselamatan warga yang nekat kembali ke rumah mereka masing-masing untuk mencari bahan kebutuhan pokok dan bisa menjadi korban salah sasaran, Pastor Yustinus Rahangiar mengontak Keuskupan Timika untuk bisa segera mengirim bantuan ke Intan Jaya.
Kompleks pastoran Gereja Katolik Bilogai --termasuk di dalamnya gereja, rumah pastoran, dan rumah dinas-- saat ini dipadati oleh para pengungsi dari Desa Bilogai, Desa Kumlagupa, dan beberapa warga dari Desa Puyagiya.
Hingga saat ini kontak tembak antara aparat TNI dan Polri dengan KKB masih terus terjadi di Kabupaten Intan Jaya.