Timika (ANTARA) - Pemuka agama yang menjabat Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuayo Pr menyeruhkan semua pihak untuk mengakhiri konflik bersenjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.
"Kami dari gereja mengajak pemerintah dalam hal ini aparat TNI dan Polri maupun pihak TPN-OPM untuk mengambil langkah-langkah berdialog untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya. Kalau situasinya tetap seperti ini maka sudah pasti korban akan terus berjatuhan dari kedua belah pihak," kata Pastor Marthen di Timika, Selasa.
Pastor Marthen khawatir jika konflik bersenjata antara aparat TNI-Polri dengan pihak TPN-OPM atau yang oleh aparat dinamakan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB (sebutan oleh Polri) atau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB (sebutan oleh TNI) terus berkepanjangan maka warga masyarakat yang akan menjadi korban.
"Masyarakat mengungsi kemana-mana, belum lagi nasib anak-anak yang harusnya mereka sekolah untuk membangun masa depan yang lebih baik, sekarang semuanya menjadi tidak jelas ," katanya.
Ia berharap ada pihak-pihak netral yang bisa menengahi permasalahan yang terjadi di Intan Jaya, entah dari tokoh masyarakat atau pihak gereja agar situasi konflik tersebut tidak sampai berkepanjangan.
Berdasarkan laporan dari Pastor Yustinus Rahangiar Pr selaku Pastor Paroki Bilogai, Intan Jaya, saat ini tercatat lebih dari 600 jiwa warga dari Desa Bilogai, Kumlagupa dan Puyagiya mengungsi ke rumah pastoran dan gereja Katolik Bilogai.
Warga mengungsi ke lokasi gereja tersebut semenjak terjadi peristiwa penembakan terhadap Ramli, seorang pemilik kios di Sugapa oleh KKB pada Senin (8/2).
"Kami dari gereja mengajak pemerintah dalam hal ini aparat TNI dan Polri maupun pihak TPN-OPM untuk mengambil langkah-langkah berdialog untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya. Kalau situasinya tetap seperti ini maka sudah pasti korban akan terus berjatuhan dari kedua belah pihak," kata Pastor Marthen di Timika, Selasa.
Pastor Marthen khawatir jika konflik bersenjata antara aparat TNI-Polri dengan pihak TPN-OPM atau yang oleh aparat dinamakan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB (sebutan oleh Polri) atau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB (sebutan oleh TNI) terus berkepanjangan maka warga masyarakat yang akan menjadi korban.
"Masyarakat mengungsi kemana-mana, belum lagi nasib anak-anak yang harusnya mereka sekolah untuk membangun masa depan yang lebih baik, sekarang semuanya menjadi tidak jelas ," katanya.
Ia berharap ada pihak-pihak netral yang bisa menengahi permasalahan yang terjadi di Intan Jaya, entah dari tokoh masyarakat atau pihak gereja agar situasi konflik tersebut tidak sampai berkepanjangan.
Berdasarkan laporan dari Pastor Yustinus Rahangiar Pr selaku Pastor Paroki Bilogai, Intan Jaya, saat ini tercatat lebih dari 600 jiwa warga dari Desa Bilogai, Kumlagupa dan Puyagiya mengungsi ke rumah pastoran dan gereja Katolik Bilogai.
Warga mengungsi ke lokasi gereja tersebut semenjak terjadi peristiwa penembakan terhadap Ramli, seorang pemilik kios di Sugapa oleh KKB pada Senin (8/2).