Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menyebut sejauh ini tidak ada warga dari Kabupaten Intan Jaya yang dilaporkan mengungsi ke Timika akibat meningkatnya eskalasi keamanan di wilayah itu akhir-akhir ini.

"Saya belum dengar laporan kalau ada eksodus pengungsi dari Intan Jaya ke Timika," kata John Rettob di Timika, Papua, Kamis.

Pemkab Mimika prihatin dengan situasi dan kondisi di Intan Jaya dimana hingga saat ini masih terjadi kontak tembak antara aparat TNI dan Polri dengan kelompok kriminal kersenjata (KKB) yang sudah banyak menewaskan korban, baik dari kalangan aparat, KKB maupun warga sipil.

Wabup Mimika mengakui saat ini sejumlah gereja di Kota Timika tengah menggalang sumbangan bahan kebutuhan pokok untuk membantu para pengungsi di Intan Jaya yang kini mengungsi ke pastoran dan gereja Katolik Paroki Bilogai.

"Pengumpulan sumbangan dan bantuan itu melalui gereja-gereja, mereka sudah meminta izin kepada Pemda Mimika untuk mengumpulkan sumbangan dari warga. Kami mendengar sejumlah kerukunan, paguyuban dan organisasi kemasyarakatan di Mimika ikut memberikan bantuan. Semoga hal itu bisa meringankan beban para pengungsi di Intan Jaya," ujarnya.

Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu berharap situasi keamanan di wilayah Papua pada umumnya, termasuk di Mimika semakin kondusif, tanpa kekerasan.

Apalagi di saat ini umat kristiani setempat tengah memasuki masa prapaskah atau masa puasa menyambut Hari Raya Paskah.

"Kepada seluruh umat kristiani yang tengah menjalankan masa puasa, mari kita isi masa prapaskah ini dengan melakukan puasa, dan memperbanyak doa agar kita bisa terhindar dari segala macam tindak kekerasan, bencana dan situasi yang tidak menguntungkan. Hendaknya setiap insan menjadi juru damai dan penyejuk bagi sesama," tutur John Rettob.

Pengungsi di gereja
Administratur Keuskupan Timika Pastor Marthen Kuauyo Pr mengatakan saat ini lebih dari 600 jiwa pengungsi memadati rumah pastoran dan gereja Katolik Paroki Bilogai pascaterbunuh-nya seorang penjaga kios di Sugapa beberapa waktu lalu.

Berdasarkan laporan Pastor Yustinus Rahangiar selaku Pastor Paroki Bilogai, Intan Jaya, para pengungsi itu berasal dari Desa Bilogai, Desa Kumlagupa, dan beberapa warga dari Desa Puyagiya.

"Total warga yang mengungsi mencapai 655. 200 orang dewasa laki-laki, dan sisanya perempuan serta anak-anak," ujar Pastor Yustinus dalam laporannya ke Keuskupan Timika baru-baru ini.

Meski warganya menghadapi situasi yang mencekam, Pemkab Intan Jaya dilaporkan hingga kini belum aktif.

"Masalahnya pemerintahan daerah tak berfungsi. Mereka tak ada bersama masyarakat. Bupati sudah sering memberikan instruksi kepada jajaran-nya, namun ketika hilang sebentar, bawahannya juga hilang semua," kata Pastor Yustinus.

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengakui dia dan aparat pemerintah daerah kerap tak berada di kantor karena alasan keamanan. Mereka sering kali diancam kelompok bersenjata.

"Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah, jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman," ujar Natalis.

Saat ini sejumlah pejabat teras di Pemkab Intan Jaya seperti sekretaris daerah dan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah telah mengungsi ke Nabire. Hal serupa juga dilakukan oleh 25 anggota DPRD Intan Jaya, dimana sebagian besar dari mereka kini memilih menetap di Nabire.
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024