Timika (ANTARA) - Hanya dalam waktu sekitar dua bulan, sembilan orang warga di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Selasa, mengatakan kasus kematian akibat COVID-19 di Mimika pada awal tahun 2021 ini sangat tinggi, dibanding sebelumnya terutama diawal pandemi COVID-19 pada Maret hingga April 2020.

"Sampai pekan ke-9 2021, sembilan orang meninggal akibat COVID-19, dimana rata-rata orang yang meninggal itu dengan penyakit penyerta (komorbit). Rata-rata setiap minggu pasti ada yang meninggal," kata Reynold.

Sesuai data Satgas COVID-19 Mimika, saat ini kumulatif kasus di Mimika sudah melebihi 5.000 kasus, dengan jumlah kasus aktif  439 orang dan jumlah kematian akibat COVID-19 sebanyak 45 kasus.

Temuan kasus baru positif COVID-19 di Mimika sejak Januari hingga pekan pertama Maret ini juga meningkat drastis dengan rata-rata per hari 35 kasus baru.

"Jumlah kasus baru positif dalam sepekan terakhir meningkat drastis baik di wilayah Kota Timika dan sekitarnya maupun di area kerja PT Freeport Indonesia, mulai dari dataran tinggi (Tembagapura dan sekitarnya) hingga di dataran rendah (Kuala Kencana dan sekitarnya). Pada pekan ke-6 dan ke-7 rata-rata kasus per hari hanya 18, sekarang sudah naik menjadi 35 kasus per hari," paparnya.

Reynold menegaskan bahwa Mimika hingga kini masih berada dalam situasi pandemi COVID-19, sehingga sangat diharapkan dukungan, kerja sama dan keterlibatan semua lapisan masyarakat untuk benar-benar tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.

Selain itu, warga setempat juga diminta untuk ikut mendukung program vaksinasi COVID-19 guna mendorong terbentuknya kekebalan kelompok dari potensi penularan virus corona baru itu.

Harapan serupa dikemukakan Wabup Mimika Johannes Rettob agar warga Mimika tetap menerapkan prokes di tengah berbagai aktivitas dan rutinitas kerja yang mereka lakukan.

"COVID-19 masih sangat berbahaya dan mengancam kehidupan kita. Masalahnya, masih banyak dari kita yang menganggap COVID-19 tidak ada atau tidak berbahaya, sehingga tidak mau tahu dengan prokes. Ini menjadi soal dan tantangan. Pemerintah membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak untuk bisa memutus mata rantai COVID-19 di Mimika," kata John Rettob.
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024