Timika (ANTARA) - Jajaran PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Timika, Papua dalam waktu dekat akan mengambil alih pengoperasian PLTA Banti di Distrik Tembagapura dan PLTA Jila di Distrik Jila.

Manajer PLN UP3 Timika Marthinus Irianto Pasensi di Timika, Minggu, mengatakan dalam rapat bersama dengan jajaran Pemkab Mimika belum lama ini terungkap rencana untuk menyerahkan operasi PLTD Banti dan Jila ke PLN Timika.

"Semua itu bisa terjadi tentu pertama-tama harus melalui tahapan penandatanganan nota kesepahaman antara PLN dengan PT Freeport Indonesia untuk serah terima pengoperasian PLTA Banti, lalu penandatanganan nota kesepahaman antara PLN dengan Pemkab Mimika untuk serah terima pengoperasian PLTA Jila," jelas Marthinus.

Menurut dia, saat ini PLN Timika tengah membuat draf nota kesepahaman untuk serah terima kedua PLTA itu yang nantinya akan ditandatangani oleh pimpinan PLN Wilayah Papua, perwakilan manajemen PT Freeport Indonesia dan Bupati Mimika.

"Kalau sudah ada kesepahaman antarkedua belah pihak maka akan dilakukan serah terima operasi dari PT Freeport Indonesia dan Pemkab Mimika ke PLN," ujar Marthinus.

PLTA Banti dibangun oleh PT Freeport Indonesia sejak beberapa tahun lalu untuk melayani penerangan listrik warga di Kampung Waa (Banti 1), Banti (Banti 2) dan Opitawak.

Namun saat ini fasilitas tersebut dalam kondisi rusak lantaran bendungan yang menampung air sungai dari lereng gunung beberapa waktu lalu jebol saat banjir bandang.

"Kami sudah meminta PT Freeport Indonesia untuk memperbaiki kerusakan peralatan PLTA di Banti itu dan mereka menyatakan siap," kata Marthinus.

Sementara PLTA Jila dibangun pada tahun 2015 oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Mimika semasa kepemimpinan Philipus Kehek.

Meski telah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah, namun fasilitas tersebut nyaris tidak pernah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Distrik Jila lantaran peralatannya mengalami kerusakan dan ketiadaan operator yang mengoperasikannya.

Tahun ini PLN Timika menargetkan untuk melistriki 27 kampung atau desa pada enam distrik (kecamatan) di Mimika.

Sebagian besar kampung-kampung yang akan dilistriki itu menggunakan potensi energi tenaga surya (PLTS).

"Dengan tingginya biaya operasional untuk pembangunan dan pengoperasian PLTD, maka saat ini PLN beralih menggunakan energi listrik terbarukan baik menggunakan tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, tenaga panas bumi dan lainnya. Khusus di wilayah pesisir Mimika, sebagian besar kami gunakan PLTS. Kalau di kampung itu ada potensi air, justru lebih bagus lagi maka kami akan membangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) sehingga biaya operasionalnya jauh lebih kecil," tutur Marthinus.
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024