Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk optimistis kredit perseroan akan tumbuh 6 persen hingga 7 persen pada 2021 seiring dengan perekonomian domestik yang mulai pulih usai terdampak pandemi.

"Kalau dilihat banyak institusi global maupun pemerintah juga melihat situasi saat ini pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih baik dari tahun kemarin. Tahun lalu sangat terasa di kuartal II ada penurunan tajam, tapi kembali lagi di 2020, pada kuartal III dan IV ekonomi mulai ada perbaikan optimisme meski pertumbuhan masih minus tapi kami BNI tumbuh kredit di atas rata-rata industri. Jadi walau industri tidak tumbuh tapi kredit kita tumbuh 5 persenan tahun lalu, kita proyeksikan tahun ini kita 6 sampai 7 persen range kredit kita," kata Direktur Utama BNI (Persero) Royke Tumilaar di Jakarta, Senin.

Menurut Royke, dengan adanya program vaksinasi yang mulai berjalan dengan baik, akan menumbuhkan keyakinan di masyarakat dan ekonomi akan bergulir serta membaik didukung dengan berbagai insentif dan stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan juga regulator jasa keuangan.

"Dengan berbagai kebijakan yang cukup bagus seperti PPnBM nol persen dan LTV untuk properti dan banyak lagi, pemerintah termasuk regulator membuka diri untuk mendapatkan masukan dari industri bagaimana cara supaya perekonomian nasional tumbuh positif pada 2021.

"Seiring dengan itu, BNI tentu juga akan memanfaatkan hal tersebut sehingga mudah-mudahan tahun ini kita bisa tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit BNI diproyeksikan 6 sampai 7 persen, mungkin bisa sampai 8 persen. Kami tentunya sudah melakukan banyak perbaikan di internal termasuk proses kredit, dari transaksi supaya kita bisa lebih efisien kompetitif dan lebih cepat lagi," ujar Royke.

Untuk 2021 BNI mengambil kebijakan strategis guna menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang cepat. Adapun kebijakan-kebijakan strategis itu adalah meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko, meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah, dan meningkatkan ekspansi bisnis secara berkelanjutan.

Selanjutnya adalah meningkatkan dana murah alias current account and saving account  dan pendapatan jasa atau fee based income melalui peningkatan transaksi, optimalisasi jaringan dan bisnis internasional dengan memperkuat kerja sama, dan optimalisasi kontribusi perusahaan anak, serta optimalisasi sumber daya manusia dalam mendukung bisnis bank.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk baru saja menyetujui pembagian dividen sebesar Rp820,1 miliar atau 25 persen dari laba bersih tahun buku 2020. Sedangkan, sebanyak 75 persen dari laba bersih tahun lalu atau senilai Rp2,46 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024