Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua, Johannes Rettob mengajak seluruh umat beragama di wilayah itu untuk menjaga toleransi kehidupan antarumat beragama dan meningkatkan solidaritas antarsesama guna menciptakan suasana yang damai.

"Semangat toleransi dan solidaritas antarumat beragama di Mimika selama ini sudah terjalin sangat baik, tidak sebatas pada tataran wacana dan konsep namun benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya di Timika, Sabtu.

Ia menambahkan, agar Mimika menjadi daerah yang terdepan dalam implementasi semangat toleransi antarumat beragama, semua tokoh sudah berkomitmen agar tidak boleh terjadi gesekan, saling curiga antara satu dengan yang lain. Semua komponen umat beragama harus sama-sama menjaga suasana damai.

Dalam rapat bersama jajaran Forkopimda Mimika dengan para tokoh agama yang tergabung dalam wadah Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) setempat baru-baru ini, disepakati bahwa pengamanan gereja-gereja yang akan menggelar ibadah perayaan Pekan Suci sejak Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah hingga hari raya Paskah dilakukan oleh umat beragama Islam, Hindu, dan Budha.

Demikian pun saat pelaksanaan hari-hari raya umat beragama Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan hari raya Hindu seperti Galungan, pengamanan di rumah-rumah ibadah dilakukan oleh umat Kristiani dan lainnya.

Wabup Mimika juga mengimbau warga setempat khususnya umat Kristiani yang menggelar ibadah perayaan Paskah agar tidak takut atau khawatir dengan kondisi keamanan di lingkungan tempat ibadah karena pengamanan cukup ketat oleh aparat TNI dan Polri serta umat beragama lain selain Kristen.

"Saya sangat yakni situasi keamanan di wilayah Mimika, terutama di Kota Timika selama masa Paskah ini pasti aman. Jangan terprovokasi dengan berbagai isu yang menyesatkan. Kalau ada hal-hal yang dianggap mencurigakan, segera laporkan kepada pihak berwajib," ujarnya.

John meyakini tindakan teror yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu sebagaimana terjadi di Makassar pada Minggu (28/3), bukan mewakili komunitas umat beragama karena agama apapun tidak pernah mengajarkan kekerasan, apalagi membunuh orang dan merusak rumah ibadah orang lain.

Sehubungan dengan itu, katanya, deteksi dini terhadap munculnya paham atau kelompok radikal di tengah kehidupan masyarakat Mimika sangat penting dilakukan.

"Semua masyarakat punya tanggung jawab untuk mencegah munculnya paham-paham radikal yang tidak sesuai dengan ajaran agama apapun, paham-paham radikalisme itu tidak boleh ada di Mimika," kata John. Umat Katolik mengikuti prosesi Penghormatan Salib pada perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik Paroki Santo Stefanus, Sempan, Timika, Jumat (2/4/2021). (ANTARA/Evarianus Supar)
Guna mengamankan perayaan Paskah tahun ini di Timika, Polres Mimika mengerahkan 300 personel, dibantu 200 personel TNI dan sekitar 500 personel gabungan dari unsur organisasi masyarakat.

Bahkan untuk memastikan kondisi rumah-rumah ibadah benar-benar aman saat pelaksanaan ibadah perayaan Pekan Suci, Batalyon B Brimob Polda Papua mengerahkan Tim Jihandak untuk melakukan sterilisasi di beberapa gereja besar di Kota Timika seperti Gereja Katedral Tiga Raja, Gereja Paroki Santo Stefanus Sempan dan lainnya.

"Kami menyiapkan dua tim untuk melakukan patroli dan satu tim untuk melakukan sterilisasi di rumah-rumah ibadah. Mengingat personel kami yang terbatas, sterilisasi dilakukan hanya untuk beberapa gereja besar di Kota Timika," kata Komandan Batalyon B Brimob Polda Papua Kompol Ramadhona.
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024