Jayapura (ANTARA) - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker, Kamis (8/4) menembak Oktovianus Rayo (42 th), guru yang tinggal di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak Papua, hingga tewas.
Penembakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIT saat korban berada di rumahnya, kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, dari laporan yang diterima, KKB masuk ke dalam kios korban yang berada di dalam rumah dan menembak korban dua kali.
KKB menggunakan senjata api laras pendek dan mengenai rusuk kanan korban, kata Fakhiri seraya menambahkan saat insiden itu terjadi tiga orang tetangga korban mendengar bunyi tembakan hingga melarikan diri.
"Namun ketiga orang itu kini sudah ditemukan dalam keadaan selamat,"kata Irjen Pol Fakhiri.
"Sangat disayangkan kekerasan yang di lakukan KKB hingga mengakibatkan seorang guru menjadi korban, apalagi cukup sulit mencari guru yang mau bertugas di pedalaman, " ungkap Irjen Pol Fakhiri.
Ia menambahkan, seharusnya guru yang mengajari anak-anak Papua dan tenaga medis dilindungi oleh semua pihak termasuk oleh KKB dan bukan sebaliknya malah menjadi korban penembakan.
Penembakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIT saat korban berada di rumahnya, kata Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, dari laporan yang diterima, KKB masuk ke dalam kios korban yang berada di dalam rumah dan menembak korban dua kali.
KKB menggunakan senjata api laras pendek dan mengenai rusuk kanan korban, kata Fakhiri seraya menambahkan saat insiden itu terjadi tiga orang tetangga korban mendengar bunyi tembakan hingga melarikan diri.
"Namun ketiga orang itu kini sudah ditemukan dalam keadaan selamat,"kata Irjen Pol Fakhiri.
Kapolda Papua mengatakan, KKB pimpinan Sabinus Waker saat ini tengah dalam perjalan dari Intan Jaya menuju Kabupaten Puncak guna memenuhi undangan
Lekagak Telenggen.
Lekagak Telenggen.
"Sangat disayangkan kekerasan yang di lakukan KKB hingga mengakibatkan seorang guru menjadi korban, apalagi cukup sulit mencari guru yang mau bertugas di pedalaman, " ungkap Irjen Pol Fakhiri.
Ia menambahkan, seharusnya guru yang mengajari anak-anak Papua dan tenaga medis dilindungi oleh semua pihak termasuk oleh KKB dan bukan sebaliknya malah menjadi korban penembakan.