Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah setempat bersama UNICEF serta Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong berkomitmen mengeliminasi perundungan melalui program pencegahan perundungan atau Roots (akar) di tingkat SMP.

Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Laurens Wantik di Jayapura, Selasa, mengatakan konsen dari dinas adalah penguatan karakter, sehingga roots menjadi salah satu program yang perlu didorong bersama untuk penguatan pendidikan karakter.

"Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua mendukung penuh program replikasi Roots di Papua, namun berharap agar semua OPD dan lintas sektor harus sama-sama bergerak serta bermitra untuk penguatan pendidikan karakter bagi anak-anak di Papua," katanya.

Menurut Laurens, kegiatan roots di sekolah bisa menggunakan dana BOS yang bertujuan untuk meningkatkan standar kompetensi peserta didik, di mana pihaknya juga akan mendukung replikasi program serupa di wilayah lain di Papua.

Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF Wilayah Papua dan Papua Barat Aminuddin Ramdan mengatakan untuk memastikan program roots yang berdampak baik dan
keberlanjutan di Papua, selain kerjasama lintas sektor dari pemerintah yang didukung dengan regulasi, juga diperlukan dukungan masyarakat di lingkungan sekolah, seperti seluruh elemen sekolah dan orang tua sehingga dapat mendorong replikasi pada sekolah lain, khususnya di tingkat SMP di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom.

"Program roots akan dilanjutkan dengan memperkuat mekanisme sistem dan rujukan perlindungan anak yang terintegrasi di tingkat sekolah dan kabupaten/kota di mana akan dilaksanakan sampai 2022 yang mendukung implementasi Sekolah Ramah Anak demi menuju Kabupaten dan Kota Layak Anak (KLA) di Papua," katanya.

Dia menjelaskan menurut data SIMFONI PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) terdapat 178 kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan dari tahun 2018 sampai dengan September 2020 di Provinsi Papua.

"Pencegahan perundungan juga menjadi salah satu fokus program nasional untuk pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak, sebagaimana tercantum pada RPJMN 2020-2024 serta Permendikbud 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Satuan Pendidikan," ujarnya.

Dia menambahkan pencegahan kekerasan juga menjadi salah satu nilai yang didorong dalam upaya penguatan karakter siswa didik melalui promosi profil Pelajar Pancasila, dalam Permendikbud 82/2015 tercantum peran satuan pendidikan (sekolah) dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan di satuan pendidikan, beberapa di antaranya adalah melaksanakan kegiatan pencegahan perundungan dan membentuk tim di sekolah yang bertugas untuk menanggulangi kekerasan senada dengan RPJMN, elemen perlindungan anak juga menjadi fokus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua 2019-2023.

"Sebagai salah satu bentuk aksi nyata untuk mendukung pemerintah dalam menanggulangi empat dosa dunia pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual, intoleransi, dan NAPZA , kemitraan UNIMUDA-UNICEF bersama dengan Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom menyelenggarakan peluncuran program roots di tingkat SMP yang akan menjangkau 15 sekolah tiga wilayah tadi pada 29 Juni 2021 yang dihadiri oleh 32 orang, terdiri dari perwakilan
Bappeda, Dinas Pendidikan, DP3A, Dinas Sosial, perwakilan sekolah, gereja, dan lembaga pemerhati anak yang ada di tingkat provinsi serta dua kabupaten satu kota," ujarnya lagi.

Sekadar diketahui, tujuan dari program ini adalah meningkatkan kemampuan berelasi antar teman sebaya dan mengurangi perundungan serta insiden kekerasan antar pelajar atau anak dengan keterlibatan seluruh komponen di sekolah termasuk orang tua, khususnya pada saat pembelajaran di tengah pandemi COVID-19.


Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024