Jakarta (ANTARA) - Tadej Pogacar lebih takut panas terik ketimbang rival-rivalnya di Tour de France dan sekarang saat balapan menuju daerah yang lebih sejuk di Pyrenees, Prancis, para penantang sang juara bertahan mungkin kehilangan peluang terbaiknya.
Sang pebalap Slovenia kewalahan di bawah teriknya cuaca di Mount Ventoux pekan lalu, menunjukkan tanda-tanda kelemahan awal, tetapi ketika suhu udara melewati 30 derajat Celcius di tanjakan yang menuju Andorra, Pogacar pantang mundur.
Menuju hari istirahat kedua dengan sisa lima hari kompetisi dan mengantongi keunggulan lebih dari lima menit di depan pesaing terdekatnya, Pogacar berada dalam posisi yang cukup nyaman sebagai pemuncak klasemen umum.
"Hari ini mereka mencoba menyerang tetapi saya merasa baik, sayang bagi mereka karena sekarang bisa menjadi hari yang baik bagi mereka untuk membuat saya kelelahan," kata pebalap berusia 22 tahun itu setelah menyelesaikan etape 15 dari Ceret ke Andorra La Vella seperti dikutip Reuters.
"Setelah hari ini, saya tidak tahu (apa yang menakutkan saya). Hari ini salah satu hari terberat. Kemarin sangat panas, Mont Ventoux sangat panas, itu hal paling menakutkan bagi saya sebelum Tour.
"Tapi saya tidak percaya diri dengan panas namun setelah pekan in di mana setiap hari sangat panas saya merasa lebih nyaman. Banyak yang bisa terjadi tapi saya akan sangat percaya diri di pekan ketiga."
Tim-tim rival juga seakan yakin bahwa mungkin telah ketahuan siapa pemenang Tour de France tahun ini.
"Saya tidak berpikir dia tak bisa dikalahkan tetapi seperti yang akan dikatakan Dave (Brailsford/manajer tim): dia seperti bambu. Dia membengkok, tapi tak pernah patah, jadi kita lihat nanti," kata juara Tour 2018 Geraint Thomas, yang terlempar dari persaingan titel tetapi mengejar peringkat empat yang dihuni oleh Richard Carapaz dari tim Ineos Granadiers.
"Tetapi Anda harus menjaga keyakinan dan kepercayaan diri. Siapa saja bisa punya hari buruk. Dia telah membalap dengan keras dan agresif sejak start, jadi Anda tak pernah tahu."
Pogacar, yang mengalahkan sesama pebalap Slovenia Primoz Roglic di time trial terakhir tahun lalu, mengatakan performanya tahun ini tak jauh berbeda.
"Sangat sulit karena di pekan pertama banyak kecelakaan, upaya-upaya pendek, intens, tetapi soal kekuatan jarak panjang saya kurang lebih punya angka seperti tahun lalu," kata dia.
Sang pebalap Slovenia kewalahan di bawah teriknya cuaca di Mount Ventoux pekan lalu, menunjukkan tanda-tanda kelemahan awal, tetapi ketika suhu udara melewati 30 derajat Celcius di tanjakan yang menuju Andorra, Pogacar pantang mundur.
Menuju hari istirahat kedua dengan sisa lima hari kompetisi dan mengantongi keunggulan lebih dari lima menit di depan pesaing terdekatnya, Pogacar berada dalam posisi yang cukup nyaman sebagai pemuncak klasemen umum.
"Hari ini mereka mencoba menyerang tetapi saya merasa baik, sayang bagi mereka karena sekarang bisa menjadi hari yang baik bagi mereka untuk membuat saya kelelahan," kata pebalap berusia 22 tahun itu setelah menyelesaikan etape 15 dari Ceret ke Andorra La Vella seperti dikutip Reuters.
"Setelah hari ini, saya tidak tahu (apa yang menakutkan saya). Hari ini salah satu hari terberat. Kemarin sangat panas, Mont Ventoux sangat panas, itu hal paling menakutkan bagi saya sebelum Tour.
"Tapi saya tidak percaya diri dengan panas namun setelah pekan in di mana setiap hari sangat panas saya merasa lebih nyaman. Banyak yang bisa terjadi tapi saya akan sangat percaya diri di pekan ketiga."
Tim-tim rival juga seakan yakin bahwa mungkin telah ketahuan siapa pemenang Tour de France tahun ini.
"Saya tidak berpikir dia tak bisa dikalahkan tetapi seperti yang akan dikatakan Dave (Brailsford/manajer tim): dia seperti bambu. Dia membengkok, tapi tak pernah patah, jadi kita lihat nanti," kata juara Tour 2018 Geraint Thomas, yang terlempar dari persaingan titel tetapi mengejar peringkat empat yang dihuni oleh Richard Carapaz dari tim Ineos Granadiers.
"Tetapi Anda harus menjaga keyakinan dan kepercayaan diri. Siapa saja bisa punya hari buruk. Dia telah membalap dengan keras dan agresif sejak start, jadi Anda tak pernah tahu."
Pogacar, yang mengalahkan sesama pebalap Slovenia Primoz Roglic di time trial terakhir tahun lalu, mengatakan performanya tahun ini tak jauh berbeda.
"Sangat sulit karena di pekan pertama banyak kecelakaan, upaya-upaya pendek, intens, tetapi soal kekuatan jarak panjang saya kurang lebih punya angka seperti tahun lalu," kata dia.