Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan penurunan dua hari berturut-turut karena investor semakin khawatir dengan melonjaknya jumlah infeksi dari varian Delta COVID-19 di seluruh dunia, namun menguatnya dolar AS membatasi arus masuk ke logam safe-haven tersebut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 2,2 dolar AS atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 1.811,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (19/7/2021), emas berjangka merosot 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.809,20 dolar AS.
Emas berjangka juga jatuh 14 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.815 dolar AS pada Jumat (16/7/2021), setelah menguat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.829 dolar AS pada Kamis (15/7/2021), dan melonjak 15,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.825 dolar AS pada Rabu (14/7/2021).
Varian delta dari COVID-19 yang terus menyebar dan beban kasus infeksi meningkat di seluruh dunia, memberikan dukungan terhadap emas. Namun demikian, dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan emas lebih lanjut.
"Kami telah melihat volatilitas dalam emas meningkat sedikit dan itu telah melumpuhkan beberapa posisi beli," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, yang juga mengaitkan tekanan pada emas dengan dolar yang lebih kuat.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi 3,5 bulan, sehingga mengurangi daya pikat emas bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi, lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan negara-negara lain mendorong beberapa pembelian safe-haven emas dengan emas rebound sebanyak 1,7 persen dari terendah satu minggu pada Senin (19/7/2021).
“Banyak orang di pasar emas telah mengalihkan pandangan mereka dari bola tahun ini, tetapi jika kita mendapatkan lebih banyak berita buruk dalam COVID dan ekuitas melemah, Anda bisa mendapatkan pembelian pelarian ke aset-aset aman di pasar yang bisa bangun cukup cepat,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Sementara itu, data pada Selasa (20/7/2021) menunjukkan ekspor emas Swiss ke India naik tipis bulan lalu, sementara pengiriman ke China daratan turun.
"Permintaan fisik memiliki ruang lingkup untuk menyangga penurunan emas karena bank-bank sentral tetap menjadi pembeli bersih dan mengingat permintaan konsumen yang terpendam saat toko India dibuka kembali," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 14,9 sen atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 24,995 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 6,2 dolar, atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 1.065,20 dolar AS per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 2,2 dolar AS atau 0,12 persen, menjadi ditutup pada 1.811,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (19/7/2021), emas berjangka merosot 5,8 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.809,20 dolar AS.
Emas berjangka juga jatuh 14 dolar AS atau 0,77 persen menjadi 1.815 dolar AS pada Jumat (16/7/2021), setelah menguat 4,0 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.829 dolar AS pada Kamis (15/7/2021), dan melonjak 15,1 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.825 dolar AS pada Rabu (14/7/2021).
Varian delta dari COVID-19 yang terus menyebar dan beban kasus infeksi meningkat di seluruh dunia, memberikan dukungan terhadap emas. Namun demikian, dolar yang lebih kuat membatasi kenaikan emas lebih lanjut.
"Kami telah melihat volatilitas dalam emas meningkat sedikit dan itu telah melumpuhkan beberapa posisi beli," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, yang juga mengaitkan tekanan pada emas dengan dolar yang lebih kuat.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya mencapai level tertinggi 3,5 bulan, sehingga mengurangi daya pikat emas bagi pemegang mata uang lainnya.
Tetapi, lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan negara-negara lain mendorong beberapa pembelian safe-haven emas dengan emas rebound sebanyak 1,7 persen dari terendah satu minggu pada Senin (19/7/2021).
“Banyak orang di pasar emas telah mengalihkan pandangan mereka dari bola tahun ini, tetapi jika kita mendapatkan lebih banyak berita buruk dalam COVID dan ekuitas melemah, Anda bisa mendapatkan pembelian pelarian ke aset-aset aman di pasar yang bisa bangun cukup cepat,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Sementara itu, data pada Selasa (20/7/2021) menunjukkan ekspor emas Swiss ke India naik tipis bulan lalu, sementara pengiriman ke China daratan turun.
"Permintaan fisik memiliki ruang lingkup untuk menyangga penurunan emas karena bank-bank sentral tetap menjadi pembeli bersih dan mengingat permintaan konsumen yang terpendam saat toko India dibuka kembali," kata Suki Cooper, analis di Standard Chartered.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 14,9 sen atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 24,995 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 6,2 dolar, atau 0,58 persen, menjadi ditutup pada 1.065,20 dolar AS per ounce.