Jayapura (ANTARA) - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua Papua Ronald Manoach mengakui, lembaga Bawaslu sudah menerima pengaduan adanya intimidasi dan beberapa gangguan termasuk dari orang mabuk pada pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Nabire pada Rabu 28 Juli 2021.

"Kasusnya langsung ditangan sentra penegakkan hukum terpadu dan Polres Nabire karena adanya ancaman kepada petugas KPPS. Namun dari hasil monitoring di lapangan secara keseluruhan pelaksanaan PSU berlangsung dengan aman,"kata Ronald Manoach yang dihubungi Antara dari Jayapura, Rabu. 

Diakui, selain masalah tersebut juga sempat menjadi masalah di lapangan yaitu TPS dan DPT acak dimana pemilih yang terdaftar di DPT mendapat TPS diluar lingkungan tempat tinggalnya. 

Ronald mengatakan, akibatnya Bawaslu telah merekomendasikan untuk kembali ke denah awal dan sudah ditindak lanjuti oleh KPU,

"Sedangkan terkait daftar pemilih tetap acak agak susah sehingga KPPS mencari alamat pemilih yang tidak bermukim di wilayahnya,"ungkapnya.
 
Ronald menyebut,  Bawaslu sendiri membentuk 10 tim untuk memantau pelaksanaan PSU Pilkada Kabupaten Nabire.

PSU Nabire yang dilaksanakan Rabu (28/7) diikuti tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati, yakni paslon nomor urut 01 Yufinia Mote-Muhammad Darwis, paslon nomor urut 02 Mesak Magai-Ismail Djamaludin, dan paslon nomor urut 03 Fransiscus Xaveriu dengan jumlah pemilih sebanyak 86.064 orang. 
 
 Para pemilih tetap akan menyalurkan suaranya di  304 TPS yang tersebar di 15 distrik. 
 
,  

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024