Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta Laksma TNI (Purn) Djamhuron P Wibowo berharap gelaran Olimpiade Tokyo menjadi penggugah semangat untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang dijadwalkan bergulir 2-15 Oktober.

Lebih dari itu, Djamhuron mengungkapkan raihan satu emas, satu perak, dan tiga perunggu di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut dapat memotivasi atlet Indonesia untuk terus berprestasi.

"Olimpiade adalah ajang penggugah. Salah satu peraih emas dari bulu tangkis adalah atlet DKI Jakarta (Apriyani Rahayu). Kami berharap prestasi tersebut bisa memotivasi atlet Jakarta dan seluruh Indonesia," kata Djamhuron dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema Dukung Kontingenmu di PON XX Papua yang diikuti di Jakarta, Selasa.

Djamhuron mengungkapkan jangan jadikan pandemi COVID-19 sebagai kendala, tetapi tantangan untuk bisa lebih meningkatkan prestasi. "Saatnya menuju kebangkitan untuk olahraga di Indonesia," kata Djamhuron

"Situasi seperti ini adalah tantangan bagaimana cabang olahraga bisa menyiapkan atlet. Saya berharap PON Papua tidak tertunda lagi. Kita sudah menyiapkan sekian lama dan saatnya berlaga," ujar Djamhuron menambahkan.

PON Papua yang sempat tertunda karena pandemi COVID-19 akan bergulir di empat klaster yakni Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan pemerintah akan mencontoh sistem yang diterapkan dalam Olimpiade Tokyo untuk pelaksanaan PON Papua.

"Mereka terapkan sistem bubble, jadi sistem ini maksudnya hanya dari penginapan ke tempat pertandingan, dari pertandingan kembali ke penginapan, mudah-mudahan panitia dari KONI Pusat bisa meniru itu," kata Zainuddin Amali, belum lama ini.

Amali menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo mengenai persiapan PON XX dan Peparnas XVI di Papua, pertengahan Juli lalu.

"Bahwa ya sudah datang ke sana untuk bertanding, bukan untuk jalan-jalan. Jadi datang, tiba itu akan dites lagi oleh panitia sebagaimana yang kita sudah lakukan. Kita sudah berpengalaman walaupun single event untuk sepak bola dan bola basket dan sukses," tambah Amali.

Senada dengan Menpora, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman mengungkapkan Olimpiade Tokyo dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Sehingga Olimpiade Tokyo pelaksanaannya juga akan jadi rujukan PON XX di Papua. Sisa waktu yang masih ada kita harap program PPKM bisa menekan COVID-19 di seluruh wilayah dan Presiden akan memberi waktu sampai September, asalkan kita mematuhi protokol kesehatan saya yakin PON nanti akan berjalan sesuai rencana," kata Marciano.

Meski peserta PON XX wajib divaksin dan tes COVID-19, Kemenpora juga menyiapkan langkah-langkah bila ada atlet, pelatih maupun ofisial  terpapar COVID-19.

"Panitia sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi itu dan sekarang sudah ada rumah-rumah sakit di Papua. Berdasarkan pengalaman atlet yang terkena COVID-19 selain mereka sudah divaksin, daya tahan tubuhnya juga bagus jadi bisa recovery dalam 3-4 hari, jangan dibayangkan seperti orang lain," ungkap Amali.

Pewarta : Muhammad Ramdan
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024